Mantan perdana menteri Imran Khan dilaporkan menolak usulan kesepakatan tahanan rumah pada hari Jumat, dan menggandakan seruannya untuk perubahan politik di Pakistan, lapor Arab News.
Dalam sebuah postingan media sosial pada hari Jumat, Khan menuduh bahwa dia telah ditawari kesepakatan di mana dia akan ditempatkan sebagai tahanan rumah di kediamannya di Bani Gala sebagai imbalan atas negosiasi dengan pemerintah dan penyediaan ruang politik untuk partainya, Pakistan Tehreek- e-Insaf (PTI).
Namun, Khan menekankan bahwa dia lebih memilih tetap dipenjara daripada menerima kesepakatan tersebut, dan bersikeras bahwa semua tahanan politik PTI harus dibebaskan terlebih dahulu.
Penolakan Khan terhadap tawaran tahanan rumah terjadi setelah pemerintah memulai pembicaraan formal dengan PTI untuk meredakan ketegangan. Negosiasi tersebut dipicu oleh ancaman pembangkangan sipil dari Khan dan seruannya kepada warga Pakistan di luar negeri untuk menghentikan pengiriman uang ke Pakistan sampai tuntutan utama dipenuhi.
Tuntutan tersebut mencakup pembebasan tahanan PTI dan pembentukan komisi peradilan untuk menyelidiki protes yang disertai kekerasan pada tanggal 9 Mei dan 26 November, yang disalahkan pada pendukung PTI.
Dalam pernyataannya, Khan menyerukan boikot terhadap pengiriman uang, dan menggambarkannya sebagai pendirian “kebebasan sejati dan pemulihan demokrasi.” Ia mengatakan bahwa boikot akan terus berlanjut sampai pemerintah mengambil langkah-langkah yang berarti untuk memenuhi tuntutannya, meskipun ia mengindikasikan bahwa kampanye tersebut dapat dibatalkan jika negosiasi membuahkan hasil yang positif.
Pendiri PTI juga mengkritik pengadilan militer terhadap pendukung PTI yang ditangkap setelah protes tanggal 9 Mei, dan mengutuk kurangnya transparansi dan pelanggaran hak-hak sipil.
Ia menyarankan agar persidangan seharusnya dilakukan di pengadilan terbuka, dengan rekaman video dari peristiwa tersebut disajikan sebagai bukti, seperti yang disyaratkan oleh konstitusi Pakistan.
Protes tanggal 9 Mei, yang dipicu oleh penahanan singkat Khan atas tuduhan korupsi, menyebabkan kekerasan yang meluas, dengan ratusan pendukung PTI menyerang instalasi pemerintah dan militer.