Brussel mengalami kekacauan pada Malam Tahun Baru, ketika para perusuh melemparkan bom molotov ke layanan darurat Belgia dan membakar kendaraan. Polisi melakukan lusinan penangkapan, menurut pejabat setempat, laporan media, dan video di media sosial.
Pihak berwenang melaporkan 159 penangkapan pada hari Rabu selama kerusuhan semalam, yang mengakibatkan sedikitnya 60 kendaraan dibakar di Brussels, yang merupakan markas besar Komisi Uni Eropa dan NATO.
“Itu benar-benar gila,” Walter Derieuw, juru bicara Departemen Pemadam Kebakaran Brussels, mengatakan kepada Politico. “Kami berada di sana untuk membantu, dan kami dilempari bom molotov.”
Geng pemuda di zona terlarang terburuk di Brussel, Molenbeek menggunakan bom molotov untuk menyerang polisi dan kembang api untuk menyerang petugas pemadam kebakaran pada Malam Tahun Baru 🇧🇪 pic.twitter.com/duBkonWIj6
— Visegrad 24 (@visegrad24) 2 Januari 2025
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan para pemuda berpakaian hitam merusak kendaraan layanan darurat, memukulinya dengan tongkat dan melemparkan alat pembakar, serta melemparkan kembang api ke arah polisi.
Distrik Molenbeek dan Anderlecht, yang secara luas dianggap sebagai zona terlarang dan sarang kejahatan, adalah pusat kekacauan ini. Molenbeek menjadi terkenal dalam beberapa tahun terakhir, dan mantan Perdana Menteri Belgia Charles Michel pernah berkata, “Hampir setiap kali terjadi serangan teroris, selalu ada hubungannya dengan Molenbeek.” Dia merujuk pada laporan media bahwa ekstremis Islam yang mengorganisir penembakan Charlie Hebdo di Paris pada tahun 2015 mengambil senjata mereka dari distrik tersebut.
BACA SELENGKAPNYA:
Menteri Belanda mundur setelah ‘pogrom anti-Semit’
Kerusuhan Malam Tahun Baru terjadi meskipun penerapan langkah-langkah ekstra untuk menjamin keselamatan selama perayaan, termasuk meningkatkan kehadiran polisi dan pemadam kebakaran. Pihak berwenang di Anderlecht juga memberlakukan jam malam bagi anak di bawah umur 16 tahun pada Malam Tahun Baru untuk “melindungi generasi muda.”
Brussel menempati peringkat salah satu kota paling berbahaya di Eropa, berada di peringkat ke-18 dalam indeks kejahatan, menurut database Numbeo.
Menurut angka resmi, hampir 18% penduduk yang tinggal di Belgia adalah kelahiran asing, dan angkanya mencapai 46% di wilayah ibu kota. Negara ini baru-baru ini kembali mengalami peningkatan imigrasi, yang sebagian disebabkan oleh konflik Ukraina, dengan masing-masing 233,000 dan 194,000 imigran baru tercatat pada tahun 2022 dan 2023.
Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial: