Menjalin hubungan persahabatan dengan negara tetangga merupakan salah satu prinsip dasar dalam politik luar negeri suatu negara. Hubungan ini tidak hanya menjamin perdamaian dan stabilitas di kawasan tetapi juga membuka pintu bagi peluang perdagangan dan pertukaran budaya.

Mengingat pentingnya wilayah geografis, Pakistan telah berusaha meningkatkan hubungan dengan negara-negara tetangga selama beberapa dekade. Namun, hubungannya dengan Afghanistan selalu penuh dengan komplikasi dan tantangan. Faktor sejarah, geografis, dan ideologi memainkan peran penting dalam hubungan ini, yang menyebabkan fluktuasi dari waktu ke waktu.

Segera setelah berdirinya Pakistan pada tahun 1947, Afghanistan adalah satu-satunya negara yang menentang keanggotaan Pakistan di PBB. Alasan utama penentangan ini adalah Garis Durand, yang dinyatakan sebagai perbatasan internasional berdasarkan perjanjian antara pemerintah Inggris dan Afghanistan pada tahun 1893.

Sejak berdirinya Pakistan, Afghanistan tidak pernah mengakui perbatasan ini dan tidak hanya mengklaim wilayah mayoritas Pashtun di Pakistan atas nama “Pashtunistan”, tetapi juga mencoba menghasut banyak Pashtun agar menentang negara dengan melakukan campur tangan di wilayah tersebut. Selain itu, Afghanistan memberikan semua bantuan yang mungkin kepada elemen-elemen yang menentang negara Pakistan. Perselisihan ini sejak awal menimbulkan ketegangan dan ketidakstabilan hubungan kedua negara dan sayangnya permasalahan tersebut belum dapat diselesaikan hingga saat ini.

Selama Perang Dingin tahun 1970an, hubungan antara Pakistan dan Afghanistan semakin memburuk. Setelah Sardar Dawood berkuasa pada tahun 1973, hubungan menjadi pahit. Intervensi Uni Soviet di Afghanistan pada tahun 1979 membawa perubahan baru dalam hubungan ini. Pakistan sangat mendukung Mujahidin Afghanistan, yang menyebabkan penarikan diri dari Uni Soviet dan pembentukan pemerintahan Taliban. Meskipun hubungan membaik untuk sementara waktu dengan berdirinya Taliban, banyaknya pengungsi Afghanistan menciptakan masalah sosial, ekonomi, dan keamanan di Pakistan.

Peristiwa 11 September 2001 dan intervensi AS di Afghanistan membawa Pakistan ke dalam perang melawan terorisme. Selama periode ini, India meningkatkan pengaruhnya di Afghanistan dan mengintensifkan serangkaian konspirasi melawan Pakistan. India memicu sentimen anti-Pakistan di Afghanistan dan menjalin hubungan dengan Tehreek-e-Taliban Pakistan yang dilarang, sehingga menimbulkan tantangan berat bagi Pakistan baik secara internal maupun eksternal.

Pakistan telah melakukan pengorbanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam perang melawan terorisme. Sekitar 70.000 warga Pakistan mengorbankan nyawa mereka, mulai dari personel militer hingga warga sipil. Pengorbanan ini merupakan simbol keinginan untuk perdamaian dan masa tinggal yang damai di tanah kami. Secara ekonomi, Pakistan mengalami kerugian sebesar 126 miliar dolar, yang tidak hanya tercermin dari terhentinya proyek pembangunan dan meningkatnya pengangguran, namun juga berdampak buruk pada sistem pendidikan dan fasilitas umum. Meskipun demikian, bangsa Pakistan dengan tabah menghadapi setiap tantangan.

Pasca berdirinya pemerintahan Taliban di Afghanistan pada tahun 2021, Pakistan berharap hubungan kedua negara akan membaik dan pengaruh India akan berkurang. Namun harapan tersebut tidak terwujud. Konflik perbatasan meningkat dan Pakistan terus menghadapi serangan lintas batas. Serangan-serangan ini menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan Pakistan.

Belakangan ini, serangan teroris di wilayah perbatasan Pakistan, khususnya di Waziristan Selatan dan Kurram Atas, sekali lagi menimbulkan kekhawatiran keamanan. Banyak tentara Pakistan yang menjadi syahid dalam insiden ini, yang menyedihkan karena Pakistan masih harus berperang melawan unsur Khawarij dan teroris.

Seiring berjalannya waktu, penyebab memburuknya hubungan Pakistan-Afghanistan menjadi lebih kompleks dan semakin intensif seiring berjalannya waktu. Perbedaan ideologi merupakan salah satu alasan utama memburuknya hubungan saat ini. Harmoni ideologis antara Taliban Afghanistan dan Taliban Pakistan bertentangan dengan kebijakan pemerintah Pakistan. Terlepas dari semua upaya diplomatik dan praktis yang dilakukan Pakistan, Taliban Afghanistan tidak bersedia mengakhiri dukungan mereka terhadap Taliban Pakistan. Situasi ini tidak hanya menimbulkan ketegangan dalam hubungan kedua negara, namun juga berperan penting dalam promosi terorisme di Pakistan.

Di era sekarang, dimana renggangnya hubungan di tingkat pemerintahan, juga terdapat kecenderungan kebencian di tingkat masyarakat. Ini adalah kenyataan pahit yang menghambat perbaikan situasi. Pakistan telah mendukung Afghanistan di setiap masa sulit, namun mengapa ada perasaan kebencian terhadap Pakistan di masyarakat Afghanistan?

Baik Pakistan dan Afghanistan secara ekonomi penting satu sama lain. Perekonomian kedua negara tidak cukup kuat untuk menanggung beban konflik lanjutan. Langkah terpenting dalam meningkatkan hubungan adalah memulihkan suasana kepercayaan. Hubungan saat ini sebagian besar didasarkan pada prinsip-prinsip keamanan, yang berdampak negatif pada opini publik. Jika perdagangan dan ekonomi dijadikan landasan hubungan, maka tidak hanya terjadi perubahan positif dalam pola pikir masyarakat, namun perekonomian kedua negara juga akan terdongkrak.

Ekonomi, perdagangan, dan budaya dapat menjadi landasan bagi peningkatan hubungan Pakistan-Afghanistan. Perdagangan dapat meningkatkan hubungan antar masyarakat, yang dapat mengarah pada perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Kedua negara mempunyai peluang untuk memberikan arah baru dalam hubungan mereka. Hubungan ini dapat diperkuat dengan mengikuti kebijakan saling menghormati, kerja sama, dan perdamaian. Jika sengketa perbatasan diselesaikan melalui dialog dan fokus pada kesejahteraan masyarakat, maka hubungan tersebut dapat memainkan peran penting dalam pembangunan kawasan.

Sangat penting untuk fokus pada kepentingan bersama untuk meningkatkan hubungan Pak-Afghanistan. Kedua negara harus melupakan perbedaan sejarah, ideologi, dan politik serta memulihkan kepercayaan publik melalui pertukaran budaya, pendidikan, dan perdagangan. Hubungan ini penting bagi perdamaian, stabilitas dan pembangunan kawasan. Singkirkan kepahitan masa lalu dan ambil langkah-langkah praktis untuk menyelesaikan permasalahan dengan tulus sehingga kedua negara dapat bergerak menuju masa depan yang cerah dan damai.

Catatan: Express News dan kebijakannya belum tentu sejalan dengan pandangan blogger ini.

Jika Anda juga ingin menulis blog berbahasa Urdu untuk kami, ambillah pena dan kirimkan esai sepanjang 800 hingga 1.200 kata beserta foto Anda, nama lengkap, nomor telepon, ID Facebook dan Twitter, serta perkenalan singkat namun ringkas (dilindungi email ). Silakan kirim surat.



Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.