Wakil Presiden Harris sekarang memiliki keunggulan 7 poin atas mantan Presiden Trump, menurut survei nasional baru.
Survei yang dilakukan oleh Reuters dan Ipsos itu menemukan Harris unggul dengan dukungan 46,61 persen dibanding Trump yang hanya 40,48 persen. Angka itu sedikit lebih tinggi dari keunggulannya sebelumnya atas Trump, demikian catatan survei itu.
Ketika ditanya kandidat mana yang memiliki pendekatan lebih baik terhadap “ekonomi, pengangguran, dan lapangan kerja,” Trump memperoleh 43 persen suara, sedangkan Harris tertinggal di angka 41 persen.
Namun, keunggulannya pada isu penting itu menyusut 1 persen sejak Agustus. Trump sempat unggul 11 poin pada isu itu pada akhir Juli.
Trump unggul dalam hal ekonomi dan lapangan pekerjaan saat Presiden Biden masih ikut serta dalam pencalonan, tetapi angka-angka baru menunjukkan Harris semakin memperkecil ketertinggalannya sejak bergabung di posisi teratas.
Baik Harris maupun Trump menarik perhatian publik dengan rencana mereka tentang cara menangani lapangan kerja, perumahan, pemotongan pajak, dan banyak lagi. Survei tersebut menemukan bahwa ekonomi tetap menjadi isu utama bagi para pemilih, apa pun afiliasi politik mereka.
Jajak pendapat terbaru mencerminkan pendapat orang lain. Harris dan Trump bersaing ketat di tingkat nasional dan di tujuh negara bagian yang kemungkinan akan menentukan hasil pemilihan.
Menurut The Hill/Decision Desk HQ, Harris unggul 3,9 persen secara nasional berdasarkan agregasi jajak pendapat. Ia mempertahankan keunggulannya sejak awal Agustus dan menikmati peningkatan dukungan setelah debat presiden melawan Trump, di mana Harris secara luas dipandang sebagai pemenang.
Survei Reuters/Ipsos dilakukan pada 11-12 September di antara 1.029 orang dewasa dan memiliki margin kesalahan sekitar empat poin persentase.