Wakil Presiden Harris mengungguli mantan Presiden Trump dengan selisih 5 poin secara nasional, berdasarkan hasil jajak pendapat baru.
Survei, dilakukan oleh NBC Newsmendapati Harris unggul dengan 49 persen dukungan dan Trump 44 persen.
Meski hasilnya masih dalam batas kesalahan jajak pendapat, media tersebut mencatat itu merupakan perubahan dari survei yang dilakukan pada bulan Juli ketika Presiden Biden masih dalam pencalonan.
Pada bulan Juli, 12 persen pemilih mengatakan mereka tidak ingin memilih Trump atau Biden. Kini, angka tersebut turun menjadi 7 persen.
Dibandingkan dengan jajak pendapat sebelumnya yang menunjukkan Biden memperoleh dukungan sebesar 43 persen, Harris telah memperoleh dukungan dan mendekati ambang batas 50 persen sementara Trump kehilangan 1 poin persentase dukungan.
Harris telah melihat peningkatan besar dalam popularitas seiring para pemilih mulai mengenalnya.
Sejak Juli, popularitasnya melonjak 16 poin, kenaikan terbesar untuk seorang politisi dalam survei NBC News sejak Presiden George W. Bush pascaserangan 11/9, catat outlet tersebut.
Survei mencatat beberapa warga Republik yang merupakan pemilih Trump pada tahun 2016 dan 2020 menunjukkan tanda-tanda penghinaan yang sama terhadap kandidat mereka tetapi pada akhirnya kembali memilihnya, menandakan beberapa jajak pendapat Trump mungkin tidak mencerminkan bagaimana orang akan memilih dalam beberapa minggu.
Lonjakan popularitas Harris di tingkat nasional mungkin didorong oleh upaya kampanyenya di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran. Sebuah survei CBS News yang dirilis hari Minggu menunjukkan bahwa ia sedikit meningkatkan keunggulannya atas Trump di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran setelah debat presiden.
Jajak pendapat NBC News dilakukan pada 13-17 September di antara 1.000 pemilih dan memiliki margin kesalahan 3,1 poin persentase.