IDF melepaskan tembakan peringatan terhadap pasukan Hamas yang beroperasi di sekitar garis gencatan senjata pertahanan barunya pada pagi hari Pos Yerusalem dipelajari pada hari Senin.

Meskipun IDF belum mengeluarkan pernyataan publik mengenai masalah ini dan secara umum semua tanda menunjukkan bahwa Hamas berusaha mempertahankan kondisi gencatan senjata yang mulai berlaku pada hari Minggu pukul 11:15, tidak semuanya tenang.

Menurut IDF, ketika pasukan Hamas mulai mendekati posisi mereka dan IDF melepaskan tembakan peringatan, warga Gaza mundur dan menjauh dari pasukan Israel tanpa adanya serangan balik atau perlawanan.

Menahan pertahanan

Lebih lanjut, IDF mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk mempertahankan semua garis pertahanan yang ditetapkan dalam gencatan senjata dan akan merespons dengan kekerasan terhadap warga Gaza yang mendekati garis tersebut dengan cara apa pun yang berpotensi menimbulkan ancaman.

Selama gencatan senjata dengan Hizbullah yang dimulai pada 27 November, IDF melenyapkan sekitar 50 pasukan kelompok teror Lebanon ketika mereka mencoba melanggar ketentuan gencatan senjata dengan satu atau lain cara.

Teroris Hamas Palestina berparade saat mereka bersiap untuk menyerahkan sandera yang diculik selama serangan terhadap Israel oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, ke Palang Merah sebagai bagian dari gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel, di Kota Gaza, 19 Januari 2025. (kredit: Dawoud Abu Alkas/Reuters)

Beberapa orang mengantisipasi bahwa Hamas akan melakukan hal yang sama dan mencoba untuk secara teratur menguji apakah pasukan IDF di garis pertahanan mereka akan bertahan. Namun, IDF akan mulai melakukan penarikan lebih besar pada hari Sabtu mendatang sedangkan Hizbullah harus menunggu lebih lama.

Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa Hamas akan lebih bersabar dalam menguji IDF, mengingat mereka memiliki waktu tunggu yang lebih singkat untuk penarikan sementara IDF.

Ada pertanyaan yang lebih besar mengenai apakah IDF akan menarik diri sepenuhnya dari Gaza selama fase kedua perjanjian gencatan senjata, setelah 42 hari berlalu, atau apakah Israel dan Hamas akan kembali berperang pada saat itu.





Sumber

Patriot Galugu
Patriot Galugu is a highly respected News Editor-in-Chief with a Patrianto Galugu completed his Bachelor’s degree in Business – Accounting at Duta Wacana Christian University Yogyakarta in 2015 and has more than 8 years of experience reporting and editing in major newsrooms across the globe. Known for sharp editorial leadership, Patriot Galugu has managed teams covering critical events worldwide. His research with a colleague entitled “Institutional Environment and Audit Opinion” received the “Best Paper” award at the VII Economic Research Symposium in 2016 in Surabaya.