Gencatan senjata antara Israel dan Hamas, yang seharusnya berlangsung pada pukul 08:30 tanggal 19 Januari (9:30 waktu Moskow), telah ditunda. Hamas seharusnya memberi Israel nama-nama sandera yang akan dibebaskan pada Minggu sore, namun tidak dilakukan. Juru bicara IDF Daniel Hagari dikonfirmasibahwa tentara terus melakukan serangan di Gaza karena “Hamas tidak memenuhi kewajibannya.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan sampai ia menerima daftar sandera yang akan dibebaskan, gencatan senjata tidak akan berlaku. Pada pagi hari tanggal 19 Januari, ia mengadakan rapat kabinet militer-politik, sebuah komisi pemerintah yang mengambil keputusan paling penting di bidang keamanan nasional.
Hamas menjelaskan penundaan itu sebagai “alasan teknis”tanpa menjelaskan apa maksudnya. Pada saat yang sama, kelompok tersebut meyakinkan bahwa mereka berkomitmen terhadap perjanjian gencatan senjata. Oleh data sumber saluran TV Asharq (Arab Saudi), daftar tersebut akan ditransfer ke Israel “dalam beberapa jam.”
Pada tahap pertama gencatan senjata (enam minggu mulai 19 Januari), Hamas harus membebaskan 33 sandera Israel – wanita, anak-anak, orang tua, yang terluka dan sakit. Daftar umum telah dipublikasikan. Diasumsikan mereka akan dilepaskan dalam kelompok yang terdiri dari beberapa orang. Alasan penundaan gencatan senjata adalah tidak adanya daftar pihak pertama.
Pasukan Israel mulai mundur dari Rafah, sebuah kota di selatan Jalur Gaza. Hal ini diberitakan oleh berbagai sumber di tempat kejadian, termasuk Koresponden CNN. Berdasarkan ketentuan perjanjian gencatan senjata, IDF harus meninggalkan daerah padat penduduk di Jalur Gaza pada fase pertama gencatan senjata, namun tetap mempertahankan kendali atas zona penyangga di sepanjang perbatasan, serta Koridor Philadelphia, sebidang tanah di sepanjang jalur Gaza. berbatasan dengan Mesir.
Penduduk di bagian utara Jalur Gaza sudah mulai kembali ke rumah mereka dari selatan, tempat mereka dievakuasi. Juru Bicara IDF Arab Avichai Adrai diperingatkanbahwa karena gencatan senjata belum berlaku, hal ini bisa berbahaya.
Pada pagi hari tanggal 19 Januari, IDF dilaporkanbahwa selama operasi gabungan dengan dinas intelijen Shin Bet, jenazah Oron Shaul ditemukan – seorang prajurit yang tewas selama perang tahun 2014 (Operation Protective Edge). Jenazahnya telah dikembalikan ke Israel. Jenazah tentara lain yang tewas dalam perang itu, Hadar Goldin, masih berada di Gaza. Pada perundingan antara Israel dan Hamas di Doha, muncul isu penukaran jenazah pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang meninggal pada Oktober 2024, namun tidak tercapai kesepakatan.