Emily Damari, Romi Gonen, dan Doron Steinbrecher kembali ke Israel pada hari Minggu di hadapan orang banyak yang gembira dan orang-orang terkasih yang menangis.

Romi Gonen bertemu kembali dengan ibunya Meirav. (kredit: IDF)
Emily Damari dan ibunya Mandy melakukan video call dengan orang-orang terkasih. (kredit: IDF)
Doron Steinbrecher bertemu kembali dengan ibunya Simona. (kredit: IDF)

Sebuah mercusuar cahaya dalam kegelapan

Warga Israel di seluruh negeri merayakan pembebasan ketiga wanita tersebut dengan pesta menonton yang penuh kegembiraan dan air mata kelegaan.

Warga Israel berkumpul di lapangan penyanderaan untuk menyaksikan liputan berita tentang kembalinya para sandera pada 19 Januari 2025. (kredit: Chen Schimmel/The Jerusalem Post)

Di Lapangan Penyanderaan, ratusan orang berkumpul untuk menyaksikan pembebasan mereka dan berunjuk rasa untuk membawa pulang para sandera yang tersisa di Gaza.

Warga Israel merayakannya saat para sandera dibawa kembali pada hari pertama gencatan senjata Israel-Hamas. (kredit: Chen Schimmel/The Jerusalem Post)
Warga Israel di Lapangan Penyanderaan bereaksi terhadap liputan kembalinya para sandera. (kredit: Paulina Patimer)
Einav Zangauker, ibu dari sandera Matan, di Hostage Square. (kredit: Tanya Zion-Waldoks)

Beberapa sandera yang dibebaskan dan keluarga mereka muncul untuk menyaksikan Damari, Gonen, dan Steinbrecher kembali ke rumah.

Hamas melepaskan sandera ke massa

Teroris Hamas mengarak ketiga wanita tersebut di sekitar Gaza sebelum mereka dibebaskan. Mereka diberi “tas hadiah” dan dipaksa berpose dengan bendera Hamas dan gambar Gaza.

Teroris Hamas berparade saat mereka bersiap untuk menyerahkan sandera. (kredit: Dawoud Abu Alkas/Reuters)

Selain itu, puluhan demonstran menuju ke penjara Israel untuk memprotes pembebasan tahanan Palestina.

Para pengunjuk rasa di luar penjara Ofer memprotes pembebasan tahanan Palestina. (kredit: Atas perkenan)

Kesepakatan pembebasan ketiga wanita tersebut bukannya tanpa kontroversi. Beberapa politisi Israel mengancam akan meninggalkan pemerintahan karena gencatan senjata, yang menurut mereka membahayakan negara tersebut.





Sumber

Patriot Galugu
Patriot Galugu is a highly respected News Editor-in-Chief with a Patrianto Galugu completed his Bachelor’s degree in Business – Accounting at Duta Wacana Christian University Yogyakarta in 2015 and has more than 8 years of experience reporting and editing in major newsrooms across the globe. Known for sharp editorial leadership, Patriot Galugu has managed teams covering critical events worldwide. His research with a colleague entitled “Institutional Environment and Audit Opinion” received the “Best Paper” award at the VII Economic Research Symposium in 2016 in Surabaya.