Presiden Biden mengatakan pada hari Minggu bahwa dia akan berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mengatakan menurutnya perang yang lebih luas di wilayah tersebut “harus” dihindari.

“Pasti demikian,” kata Biden ketika ditanya apakah perang besar-besaran di kawasan dapat dihindari.

“Kita benar-benar harus menghindarinya,” kata Biden kepada wartawan, sebelum menaiki Air Force One untuk kembali ke Washington.

Biden tidak mengatakan secara spesifik kapan dia berencana berbicara dengan Netanyahu.

Pernyataan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan. Israel melancarkan serangkaian serangan udara yang telah memusnahkan sebagian besar struktur komando Hizbullah yang didukung Iran, termasuk pimpinan Hassan Nasrallah yang telah berkuasa selama puluhan tahun. Hizbullah mengkonfirmasi akhir pekan ini Nasrallah dan pejabat tinggi lainnya tewas dalam serangan udara Israel.

Pemerintahan Biden merayakan serangan udara Israel yang menewaskan Nasrallah, dan menyebut kematiannya sebagai “tindakan keadilan.”

“Hassan Nasrallah dan kelompok teroris yang dipimpinnya, Hizbullah, bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan warga Amerika selama empat dekade pemerintahan teror,” Bidentulis dalam sebuah pernyataanSabtu. “Kematiannya akibat serangan udara Israel merupakan ukuran keadilan bagi banyak korbannya, termasuk ribuan warga Amerika, Israel, dan warga sipil Lebanon.”

Biden menegaskan kembali dukungan AS terhadap “hak Israel untuk mempertahankan diri melawan Hizbullah, Hamas, Houthi, dan kelompok teroris lain yang didukung Iran.”

Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan udara Israel yang menargetkan kepemimpinan Hizbullah adalah “baik bagi dunia.” Ia juga menekankan pentingnya mencegah perang regional.

“Saya pikir menghancurkan struktur komando Hizbullah tentu akan menguntungkan Israel,” kata Kirby. “Ini sebenarnya baik bagi kawasan ini, baik bagi dunia.”

Biden mengatakan pada hari Sabtu bahwa tujuan utamanya adalah untuk “meredakan” pertempuran di Lebanon dan Gaza melalui cara diplomatik.

“Sudah saatnya kesepakatan ini diselesaikan, ancaman terhadap Israel dihilangkan, dan kawasan Timur Tengah yang lebih luas mendapatkan stabilitas yang lebih besar,” tulisnya.

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.