Tidak ada kata-kata yang diperlukan untuk menggambarkan pukulan rendah baru itu Berlin telah berdampak pada perekonomian kontinental. Data terbaru tentang PDB Jermanturun 0,2% pada kuartal keempat tahun 2024, menimbulkan bayangan buruk bagi masa depanzona euro. Lokomotif Jerman yang tadinya tidak dapat dihentikan tampaknya telah berubah menjadi beban mati yang memperlambat pertumbuhan kolektif. Tapi itu sebenarnya hanya kesalahannya resesi teknis atau ada sesuatu yang lebih?
Ketika Olaf Scholz namun hanya sekedar meyakinkan pasar, sinyal-sinyal yang datang dari industri dan konsumsi dalam negeri cukup mengkhawatirkan. Model Jerman, yang berpusat pada ekspor dan penghematan, kini tampaknya tidak mampu menjawab tantangan dunia yang semakin mengglobal dan kompetitif.
Bagi yang ingin mengetahui lebih jauh, ada baiknya berkonsultasi analisis PDB Jerman iniyang menyoroti kerapuhan struktural perekonomian yang tidak lagi mampu menggerakkan Eropa.
Italia antara peluang dan hambatan internal
Giorgia MeloniItalia telah merencanakan arah yang ambisius, namun jalannya penuh dengan rintangan. Memimpin negara menuju pertumbuhan ekonomi yang sesungguhnya memerlukan perubahan paradigma. Para ahli mengindikasikan empat langkah utama: peluncuran kembali investasi publik, penyederhanaan birokrasi, inovasi teknologi dan kebijakan ketenagakerjaan.
Di sinilah masa depan kita sedang dimainkan: apakah kita berhasil memodernisasi sistem produksi, atau Italia akan tetap berada di peringkat terbawah di Zona Euro.
Inflasi dan upah: keseimbangan yang sulit
Persoalan krusial lainnya menyangkut perbedaan antara inflasi di Italia dan negara-negara zona euro lainnya. Data terkini menunjukkan bahwa meskipun biaya hidup meningkat, upah tetap stagnan. Hal ini bukan hanya merupakan permasalahan ekonomi, namun juga permasalahan sosial yang melemahkan kepercayaan masyarakat dan kemampuan belanja mereka.
Kekakuan pasar tenaga kerja dan ketidakmampuan mendistribusikan kembali kekayaan yang dihasilkan secara adil memperburuk kesenjangan. Seperti yang ditunjukkan dalam analisis inipenting untuk melakukan intervensi guna mencegah kesenjangan sosial semakin melebar.
Eropa antara imobilitas dan pembaruan
Dalam skenario ini, Uni Eropa tampaknya tidak mampu menemukan titik temu. Obsesi terhadap penghematan, yang disukai Berlin, berbenturan dengan kebutuhan pemulihan ekonomi yang diungkapkan oleh negara-negara Eropa Selatan. Di sana Bank Sentral Eropadipimpin oleh Christine Lagardediminta untuk mencapai keseimbangan yang sulit antara menahan inflasi dan mendukung pertumbuhan.
Jika Eropa ingin bertahan sebagai proyek politik dan ekonomi, Eropa harus meninggalkan resep lama dan fokus pada visi bersama. Namun untuk melakukan hal tersebut, diperlukan keberanian politik dan kemampuan untuk mengesampingkan kepentingan nasional.
Eropa berada di persimpangan jalan: melanjutkan jalur kelambanan atau secara tegas mengambil jalur pembaruan. Pilihan ada di tangan kita.
Lanjutkan membaca berita di DiariodelWeb.it dan ikuti halaman Facebook kami