18 Januari 2025 03:30 | Berita

Meningkatnya ketidakpastian akan menghantui perekonomian global karena perubahan kebijakan mengancam akan memicu kembali inflasi, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan.

Dalam dua kali setahun pembaruan prospek ekonomi globalbadan keuangan PBB memperkirakan bank sentral di seluruh dunia akan mengembalikan suku bunga ke tingkat normal karena pertumbuhan harga terus melambat.

Namun perubahan kebijakan yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan mendorong inflasi dalam waktu dekat.

“Beberapa kebijakan yang terindikasi, seperti kebijakan fiskal yang lebih longgar atau upaya deregulasi, akan menstimulasi permintaan agregat dan meningkatkan inflasi dalam waktu dekat, karena belanja dan investasi segera meningkat,” kata kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas.

“Kebijakan lain, seperti tarif yang lebih tinggi atau pembatasan imigrasi, akan berdampak seperti guncangan pasokan yang negatif, mengurangi produksi dan menambah tekanan harga.”

Kebijakan seperti yang diusulkan oleh Donald Trump kemungkinan besar akan mendorong inflasi dalam waktu dekat. (FOTO Mick Tsikas/AAP)

Pertumbuhan global diperkirakan akan tetap stabil pada angka 3,3 persen, meskipun perbedaan kinerja ekonomi antar negara semakin melebar.

“Konstelasi risiko” dapat memperburuk perbedaan ini. Kekhawatiran terhadap utang publik dapat semakin menghambat pertumbuhan Eropa yang lesu dan penurunan tajam imbal hasil obligasi pemerintah Tiongkok menunjukkan meningkatnya kecemasan investor.

Perekonomian Australia diperkirakan tumbuh sebesar 2,1 persen pada tahun 2025, naik dari 1,2 persen pada tahun 2024, sebelum meningkat sebesar 2,2 persen pada tahun 2026.

Sementara itu, kisah eksepsionalisme AS akan terus berlanjut.

IMF meningkatkan perkiraan pertumbuhan PDB AS untuk tahun 2025 sebesar 0,5 poin persentase menjadi 2,7 persen setelah terpilihnya Trump.

Amerika mendapat dorongan dari pertumbuhan produktivitas yang pesat, khususnya di sektor teknologi.

Sebaliknya, pertumbuhan produktivitas menurun di Australia.

Untuk menghindari tertinggal dari Amerika, Gourinchas merekomendasikan negara-negara untuk memulai reformasi struktural yang ambisius untuk secara langsung meningkatkan pertumbuhan.

“Hal ini mencakup reformasi yang ditargetkan untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih baik, meningkatkan pendapatan pemerintah, menarik lebih banyak modal, dan mendorong inovasi dan persaingan,” katanya.

Reformasi yang ditargetkan di pasar tenaga kerja, persaingan, layanan kesehatan, pendidikan dan digitalisasi akan membantu menghidupkan kembali pertumbuhan produktivitas dan menarik modal, kata IMF.

Bendahara Jim Chalmers
Bendahara Jim Chalmers mengatakan laporan IMF menyoroti risiko besar yang membebani perekonomian. (FOTO Darren Inggris/AAP)

Bendahara Jim Chalmers pada bulan November membentuk dana $900 juta untuk memacu negara bagian dan teritori menerapkan reformasi peningkatan produktivitas serta menugaskan Komisi Produktivitas dengan lima penyelidikan untuk mengidentifikasi reformasi lebih lanjut.

Di tengah ketidakpastian global ini, Dr Chalmers mengatakan pemerintah Albania telah berhasil menurunkan inflasi sekaligus menjaga tingkat pengangguran tetap rendah.

“Laporan IMF ini menyoroti masih adanya beberapa risiko besar yang membebani perekonomian global,” ujarnya.

“Konflik, ketegangan perdagangan, dan melemahnya perekonomian Tiongkok kemungkinan akan menghambat pertumbuhan di seluruh dunia pada tahun 2025.”

Pemerintahan koalisi akan mempertaruhkan kemajuan ekonomi Australia dengan mengejar Medicare, menurunkan upah dan menaikkan harga listrik melalui energi nuklir, kata Dr Chalmers.

Cerita terbaru dari penulis kami

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.