Pengadilan anti-terorisme (ATC) Rawalpindi pada hari Jumat menolak permohonan pembebasan para pemimpin PTI termasuk pendiri partai Imran Khan dan mantan menteri luar negeri Shah Mahmood Qureshi dalam kasus serangan GHQ.
Pengadilan juga menolak permohonan pembebasan para pemimpin PTI Shibli Faraz, Shahryar Afridi, Kanwal Shauzab, Umar Tanvir Butt dan mantan menteri federal Fawad Chaudhry.
Jaksa Penuntut Umum Zaheer Shah mengajukan argumen menentang permohonan pembebasan, sementara pengacara Faisal Chaudhry dan Faisal Malik mewakili pimpinan PTI beserta tim kuasa hukum.
Menolak permohonan tersebut, ATC mengatakan petisi pembebasan menjadi tidak berguna setelah terdakwa dalam kasus tersebut didakwa.
Pengadilan juga menolak permohonan empat terdakwa untuk pergi ke luar negeri karena dokumen tidak lengkap.
Sehari sebelumnya, Hakim ATC Rawalpindi Amjad Ali Shah mendakwa pemimpin PTI Qureshi dan Ketua Menteri Khyber Pakhtunkhwa (KP) Ali Amin Gandapur termasuk di antara 14 orang dalam kasus serangan GHQ.
Sejauh ini, total 113 tersangka telah didakwa dalam kasus tersebut, sementara pengadilan juga memanggil enam terdakwa lainnya yang disebutkan dalam kasus tersebut besok (Sabtu).
Kasus penyerangan GHQ bermula dari kerusuhan 9 Mei yang terjadi di beberapa wilayah Tanah Air pasca ditangkapnya mantan PM Imran dalam kasus korupsi.
Protes yang disertai kekerasan juga mengakibatkan serangan terhadap properti umum termasuk instalasi militer termasuk Markas Besar Umum (GHQ) di Rawalpindi, rumah komandan korps di Lahore dan lain-lain.
Penyerangan dan penggeledahan properti tentara mengakibatkan didaftarkannya puluhan kasus terhadap pimpinan dan pekerja PTI, dengan beberapa anggotanya diadili berdasarkan Undang-Undang Angkatan Darat.