Dengarkan artikel

Kota Karachi mengalami penurunan suhu yang signifikan akibat angin dingin yang bertiup dari Quetta di Balochistan, sehingga meningkatkan intensitas suhu dingin.

Menurut Departemen Meteorologi Pakistan (PMD), suhu minimum di kota saat ini tercatat 12°C. Namun, angin dingin membuatnya terasa 2 hingga 4 derajat lebih dingin dari suhu sebenarnya.

Kabut pagi menyebabkan berkurangnya jarak pandang, dengan jarak pandang horizontal tercatat 2.500 meter. Ahli meteorologi memperkirakan cuaca akan tetap dingin dan kering selama 24 jam ke depan.

Angin dari arah timur laut diperkirakan bertiup dengan kecepatan 5 hingga 20 km/jam sepanjang hari.

Suhu maksimum selama 24 jam ke depan diperkirakan sekitar 25°C, dengan suhu minimum berkisar pada 10°C.

Di sisi lain, cuaca yang cerah, meskipun disambut baik oleh sebagian orang, telah menimbulkan peningkatan masalah kesehatan. Ketika kota ini mulai merasakan nafas sedingin es di musim dingin, rumah sakitlah yang menanggung dampak terberatnya.

Pengawas Medis (MS) Rumah Sakit Sipil Karachi Dr Khalid Bukhari, melaporkan masuknya pasien yang menderita flu, pilek, batuk, dan infeksi dada, dengan ratusan orang mencari pengobatan setiap hari.

Dia menyarankan warga untuk mengenakan pakaian hangat, menutupi kepala, dan mengonsumsi kaldu bergizi serta minuman hangat untuk menangkis penyakit.

Dr Bukhari juga mendesak kehati-hatian bagi anak-anak yang bersekolah, menekankan pentingnya pakaian berlengan penuh dan topi. “Jangan biarkan anak-anak tidur di bawah kipas angin atau mengendarai sepeda motor tanpa perlindungan yang memadai, karena paparan langsung terhadap angin dingin dapat menyebabkan infeksi dada,” peringatannya.

Rumah Sakit Jinnah di kota tersebut juga menyuarakan keprihatinan serupa, melaporkan puluhan kasus pneumonia dan flu di bangsal darurat mereka.

Dr Abdul Wahid Rajput, pengawas medis Rumah Sakit dan Pusat Penelitian Penyakit Menular Sindh di Nipa, mencatat peningkatan kasus campak dan pneumonia karena turunnya suhu.

Dia mengimbau orang tua untuk memantau gejala seperti demam dan ruam pada anak-anak, dan menyarankan konsultasi medis segera.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.