DITERBITKAN 06 Januari 2025
Kanker payudara masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan bagi perempuan secara global. Deteksi dini memainkan peran penting dalam pengobatan yang efektif, dan mengenali perubahan hormonal dalam tubuh dapat memberikan petunjuk penting. Hormon seperti estrogen, progesteron, dan testosteron mengatur jaringan payudara, namun bila keseimbangan alaminya terganggu, hal ini dapat menandakan timbulnya kanker payudara.
Berikut adalah 5 contoh ketika fluktuasi hormonal dapat menjadi tanda peringatan.
Meningkatnya kasus kanker payudara metastatik pada wanita muda menyoroti kebutuhan mendesak akan pendekatan pengobatan yang disesuaikan. Pendekatan ini harus bersifat kemitraan, dengan mempertimbangkan tidak hanya biologi tumor tetapi juga preferensi dan tujuan pribadi pasien.
Dengan membina komunikasi terbuka dengan penyedia layanan kesehatan, pasien dapat mengambil keputusan yang tepat, apakah mereka fokus pada perawatan lanjutan untuk memperpanjang hidup atau memprioritaskan penanganan gejala untuk kualitas hidup yang lebih baik.
1. Perubahan Hormon yang Tidak Biasa Selama Siklus Menstruasi
Meskipun siklus menstruasi secara alami membawa perubahan hormonal, fluktuasi yang sering atau ekstrem dapat menandakan sesuatu yang lebih serius. Jika Anda mengalami nyeri payudara yang hebat, bengkak, atau benjolan yang tidak kunjung hilang setelah menstruasi, mungkin inilah saatnya menemui dokter. Peningkatan kadar estrogen dalam jangka waktu lama dapat mendorong pertumbuhan sel abnormal pada jaringan payudara, sehingga berpotensi meningkatkan risiko kanker.
2. Menstruasi Dini atau Menopause Terlambat
Wanita yang mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun terpapar estrogen dalam jangka waktu yang lebih lama. Aktivitas hormonal yang berkepanjangan ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan sel-sel atipikal di payudara, sehingga meningkatkan risiko kanker. Penting untuk memantau pencapaian ini dan mendiskusikannya dengan dokter Anda untuk menilai potensi faktor risiko.
3. Kehamilan dan Kelebihan Hormon
Selama kehamilan, tubuh memproduksi peningkatan kadar estrogen dan progesteron untuk mendukung perkembangan bayi. Meskipun hal ini merupakan bagian normal dari kehamilan, paparan jangka panjang terhadap peningkatan kadar hormon ini dapat mendorong pertumbuhan sel payudara dengan cepat, yang beberapa di antaranya dapat menjadi ganas. Jika Anda melihat benjolan yang terus-menerus atau perubahan tekstur payudara selama atau setelah kehamilan, penting untuk mengatasinya.
4. Terapi Penggantian Hormon (HRT)
Banyak wanita yang menjalani HRT untuk mengatasi gejala menopause diberi resep estrogen dan progesteron sintetis. Meskipun hal ini membantu mengatasi ketidaknyamanan menopause, hal ini juga dapat mengganggu keseimbangan hormonal alami tubuh. Penggunaan HRT dalam jangka panjang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, jadi penting untuk mengevaluasi manfaat dan risikonya bersama penyedia layanan kesehatan Anda.
5. Ketidakseimbangan Hormon Melampaui Tingkat Normal
Kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau masalah tiroid dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Kadar estrogen atau testosteron yang sangat tinggi dapat mendorong pertumbuhan sel payudara yang tidak normal. Pemeriksaan kadar hormon secara teratur dan nasihat medis sangat penting untuk mengelola risiko ini.