Foto: facebook.com/VenediktovaIryna
Kehancuran di Borodyanka (arsip foto)
Perusahaan perjalanan Ukraina menawarkan tur di mana orang asing dapat mengunjungi wilayah ibu kota atau melakukan perjalanan ke selatan Ukraina, tempat permusuhan aktif terus berlanjut.
Di Ukraina, jumlah wisatawan asing yang datang untuk melihat akibat perang meningkat tajam. Wisatawan yang ingin ikut serta dalam apa yang disebut pariwisata “hitam” atau “militer” sebagian besar berasal dari Eropa dan Amerika Serikat, lapor Sabtu, 30 November, lapor Bild.
Diketahui bahwa perusahaan perjalanan Ukraina menawarkan tur di mana orang asing dapat mengunjungi wilayah ibu kota, tempat militer Rusia melakukan pembantaian warga sipil. Biaya tur berkisar antara 150 hingga 250 euro.
The Straits Times menulis bahwa beberapa agen perjalanan memperluas rute mereka, menawarkan perjalanan beberapa hari ke Ukraina selatan, tempat permusuhan aktif terus berlanjut. Tur semacam itu dihargai sekitar 3.300 euro per orang.
Salah satu pendiri salah satu agen perjalanan ini mengatakan bahwa sebagian dari keuntungannya digunakan untuk membantu Angkatan Bersenjata Ukraina. Dia mencatat bahwa tujuan utama perusahaan adalah untuk melestarikan memori sejarah perang.
Perusahaan lain menjelaskan bahwa manfaat finansial dari tur militer memang kecil, namun signifikansi pendidikan dari perjalanan tersebut melebihi aspek finansial: “perjalanan ini adalah semacam vaksin untuk melawan terulangnya perang.”
Kepala Badan Negara Pengembangan Pariwisata Ukraina Marianna Oleskiv mengakui jenis pariwisata ini memunculkan perbincangan soal etika, namun permintaannya terus meningkat. Pada saat yang sama, beberapa penduduk di daerah yang terkena dampak, seperti Irpen, mengkritik inisiatif ini dan menyebut pendapatan dari tur militer sebagai “uang darah”.
Meskipun terjadi perang, Ukraina tetap terbuka untuk wisatawan. Pada tahun 2023, sekitar 4 juta orang asing mengunjungi negara tersebut.
Berita dari Koresponden.net di Telegram dan WhatsApp. Berlangganan saluran kami Dan Ada apa