REPUBLIKA.CO.ID, BINJAI — Gerai kelontong Rowtea yang berasal dari Binjai, Sumatera Utara berhasil menjadi pemasok bagi perusahaan pelat merah di seluruh Indonesia. Sejak bergabung dengan PaDi UMKM pada tahun 2022, bisnis Rowtea mengalami transformasi yang signifikan. Usaha Rowtea yang dijalankan Dewi Suraya awalnya merupakan gerai makanan dan minuman kecil-kecilan yang beroperasi di Stasiun Kereta Api Binjai.

Dewi mengawali usahanya dengan berjualan makanan dan minuman di Stasiun Kereta Api Binjai. Pembelinya sebagian besar adalah pengunjung yang datang dan pergi, sedangkan pelanggan tetapnya adalah para pekerja di stasiun yang sering datang saat istirahat atau rehat kopi. Hal ini kemudian menjadi titik awal baginya untuk meraih peluang yang lebih besar.

Dewi mendengar informasi dari pegawai stasiun bahwa PT Kereta Api Indonesia (KAI) Binjai membutuhkan logistik untuk kebutuhan kantor. Kesempatan ini memunculkan ide baru di benak Dewi. Atas saran temannya, ia mulai mempelajari Pasar Digital UMKM (PaDi), sebuah platform yang menghubungkan usaha kecil dengan BUMN.

“Awalnya saya buka toko dan hanya menjual makanan ringan dan minuman di stasiun. Tapi, seorang teman menyarankan saya mencoba PaDi. Setelah diteliti dan dipelajari, ternyata tidak sulit untuk memahaminya. “Saya mulai membuat akun di B2B Marketplace PaDi dan mulai memperluas jenis produk yang dijual,” kenang Dewi.

Keberuntungan sedang berpihak padanya. PT Kereta Api yang sudah menjadi pelanggan di gerai tersebut ternyata menjadi salah satu pembeli utama di PaDi. Melihat potensi kebutuhan pembeli yang merupakan badan usaha milik negara dan perusahaan serta transaksi yang lebih besar di PaDi, ia memutuskan untuk mengembangkan usahanya dengan menjual berbagai kebutuhan kantor, seperti gula, kopi, pembersih lantai, tisu, dan sabun cuci tangan. Perlahan, jumlah pekerja di tempatnya bertambah.

Tak butuh waktu lama, bisnis Dewi mulai mendapat perhatian. Seiring berjalannya waktu, pesanan mulai berdatangan dari perusahaan pelat merah lainnya seperti Bank Mandiri dan Telkom. Usahanya tidak hanya dikenal di Binjai saja, namun juga menarik pembeli dari daerah lain seperti Rantauprapat, Padang, dan Jakarta.

Keberhasilannya menjual produk sehari-hari tersebut tidak hanya mendatangkan keuntungan, tetapi juga turut menciptakan hubungan yang lebih transparan antara usaha kecil dan BUMN.

Menurut Dewi, salah satu keuntungan berjualan di PaDi adalah persaingan yang sehat. Harga antar penjual mudah dibandingkan dengan pembeli sehingga tercipta transparansi harga. Pada saat audit dilakukan, bukti transaksi mudah diakses, sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik.

Dewi juga menekankan pentingnya keterbukaan dalam berbisnis. Ia pernah mengalami masa sulit ketika harus menutup salah satu gerainya akibat permasalahan internal dengan karyawan. Pengalaman ini mengajarkannya betapa pentingnya keterbukaan dan kejujuran, terutama dalam skala bisnis yang lebih besar.

Selain itu, ia juga sangat memperhatikan kualitas produk yang dijualnya. Ia menyadari, penyediaan barang-barang berkualitas untuk kantor tidak hanya membantu kelancaran operasional, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang nyaman.

“Kami selalu memilih barang dengan cermat agar pembeli puas, karena kenyamanan di tempat kerja dapat menunjang produktivitas,” ujarnya.

Kini, Dewi semakin optimis dengan masa depan bisnis yang dirintisnya di pasar digital. Meski masih mempertahankan toko fisiknya, nyatanya penjualan online melalui PaDi menjadi tulang punggung usahanya. Selama satu tahun bergabung dengan PaDi, Dewi berhasil mencatatkan peningkatan omzet hingga 4.000% dibandingkan sebelumnya yang hanya sebesar

mengandalkan toko offline saja. Sebuah angka yang terbilang fantastis.

Diakuinya pula, kemudahan berbelanja di pasar digital membuatnya semakin yakin akan potensi besar yang masih bisa digali. “Sekarang semuanya mudah. Saya malas ke pasar untuk beli sabun dan kebutuhan lainnya, lebih praktis beli online. “PaDi UMKM sangat membantu memasarkan produk kami, dan ini meningkatkan perekonomian keluarga kami. Kami berharap dapat terus berkembang dan berkolaborasi dengan lebih banyak BUMN kedepannya,” kata Dewi penuh harap.

Perjalanan Dewi Suraya dan tokonya Rowtea dari usaha kecil-kecilan di stasiun kereta hingga menjadi pemasok BUMN menjadi bukti keseriusan Telkom menghadirkan PaDi UMKM untuk mendorong usaha kecil berkembang, naik kelas dan menembus pasar yang lebih besar. Yang terpenting, berkontribusi pada perekonomian yang lebih inklusif. Seperti dikutip dari Di antaraKementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong transaksi korporasi negara hingga Rp 50 triliun di platform Pasar Digital UMKM (PaDi) pada tahun 2024.


sumber: Antara



Sumber

Alexander Rossi
Alexander Rossi is the Creator and Editor for Gadget & Teknologi with a degree in Information Technology from the University of California, Berkeley. With over 11 years of experience in technology journalism, Alexander has covered cutting-edge innovations, product reviews, and digital trends globally. He has contributed to top tech outlets, providing expert analysis on gadgets and tech developments. Currently at Agen BRILink dan BRI, Alexander leads content creation and editorial strategy, delivering comprehensive and engaging technology insights.