Dengan menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb, para astronom menemukan lebih dari 40 bintang di galaksi yang berjarak 6,5 miliar tahun cahaya dari Bima Sakti. Ini merupakan jumlah bintang tunggal terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta jauh.
Menurut ISNA, Pengambilan gambar unik ini, yang menggunakan optik resolusi tinggi James Webb, hanya mungkin dilakukan karena cahaya dari 44 bintang di galaksi jauh diperbesar oleh gugus galaksi masif bernama Abell 370 yang terletak di depannya.
Konvergensi gravitasi
Metode ini, yang disebut “konvergensi gravitasi” dan juga dikenal sebagai “cincin Einstein” karena prediksi ilmuwan terkenal Albert Einstein, terjadi ketika medan gravitasi suatu massa ruang di latar depan mendistorsi ruang di sekitarnya. Cahaya dari suatu objek di belakangnya dibelokkan menjadi cincin atau busur melingkar, yang keduanya mengungkapkan keberadaan massa di latar belakang dan, yang lebih penting, memperbesar objek di latar belakang hingga ratusan atau bahkan ribuan kali. Dalam hal ini, sebuah busur terlihat, yang disebut “Busur Naga”.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan Senin, 17 Januari, di jurnal Nature Astronomy, para ilmuwan dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts, menggambarkan prestasi tersebut.
Sebuah penemuan yang inovatif
Penemuan inovatif ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa mempelajari sejumlah besar bintang di galaksi yang jauh adalah hal yang mungkin dilakukan, kata Fengwu Sun, peneliti pascadoktoral dan salah satu penulis makalah tersebut. Meskipun penelitian sebelumnya dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble menemukan sekitar tujuh bintang, kini kita memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi bintang yang sebelumnya berada di luar kemampuan kita untuk mendeteksinya.
Para astronom tidak berharap untuk melihat masing-masing bintang di galaksi di tengah alam semesta yang terlihat. Namun, pencapaian tersebut bukan sekadar memecahkan rekor. Para ilmuwan berharap ini akan membantu mereka mempelajari lebih lanjut tentang materi gelap.
Materi gelap adalah apa yang para astronom sebut sebagai partikel hipotetis yang tidak terdeteksi dan tidak terlihat. Mereka diperkirakan membentuk sekitar 85% materi di seluruh alam semesta. Meskipun berinteraksi dengan gravitasi, mereka tidak menyerap, memantulkan, atau memancarkan cahaya atau energi. Mengamati masing-masing bintang juga membantu kita lebih memahami materi gelap di bidang konvergensi galaksi dan bintang-bintang ini, kata Sun. Sesuatu yang tidak dapat kami lakukan hanya dengan segelintir bintang yang diamati dalam penelitian sebelumnya.
akhir pesan