Biaya pengobatan kerusakan paru-paru pada pasien yang dirawat di rumah sakit akibat vaping berlebihan bisa mencapai puluhan ribu dolar, MalaysiaMenteri Kesehatan mengatakan pada hari Kamis, memperingatkan pengeluaran pembayar pajak untuk penyakit akibat rokok elektrik bisa melampaui US$80 juta per tahun di tahun-tahun mendatang.
Pemerintah telah bergerak untuk membatasi akses terhadap vape dan rokok elektrik Produk ini semakin populer, terutama di kalangan anak muda, namun dikritik karena mengabaikan rencana yang berani untuk menempatkan semua produk yang berhubungan dengan rokok di luar jangkauan anak-anak berusia 16 tahun, sehingga secara efektif menghilangkan kebiasaan tersebut.

Sistem layanan kesehatan Malaysia dapat mengeluarkan biaya tahunan hingga US$82 juta pada tahun 2030 untuk mengobati cedera paru-paru akibat penggunaan rokok elektrik dan vaping, Menteri Kesehatan Dzulkefly Ahmad memperingatkan di parlemen, dan memperingatkan bahwa peningkatan biaya ini akan semakin membebani sumber daya kesehatan masyarakat.

Sejak tahun 2019, Kementerian Kesehatan telah mencatat 41 kasus cedera paru terkait penggunaan rokok elektrik atau vaping (Evali). Setiap pasien rawat inap membutuhkan hingga 150.000 ringgit (US$33.482) untuk rawat inap 12 hari.

Jika tidak ada tindakan pengendalian yang diambil terhadap penggunaan rokok elektronik atau vape, biaya pengobatan ini diperkirakan akan meningkat menjadi US$82 juta per tahun pada tahun 2030.

“Selain Evali, Pusat Racun Nasional mencatat 111 insiden terkait paparan rokok elektrik atau cairan vape dari tahun 2015 hingga 2023,” kata Dzulkefly menjawab pertanyaan parlemen.

Sumber

Alexander Rossi
Alexander Rossi is the Creator and Editor for Gadget & Teknologi with a degree in Information Technology from the University of California, Berkeley. With over 11 years of experience in technology journalism, Alexander has covered cutting-edge innovations, product reviews, and digital trends globally. He has contributed to top tech outlets, providing expert analysis on gadgets and tech developments. Currently at Agen BRILink dan BRI, Alexander leads content creation and editorial strategy, delivering comprehensive and engaging technology insights.