Dengan tertundanya gencatan senjata di Gaza dan kembalinya Donald Trump sebagai presiden AS, pemimpin de facto Arab Saudi kini harus memutuskan apakah akan mengakui Israel sebelum negara Palestina terbentuk.
Bagi Trump, normalisasi hubungan Israel-Saudi adalah hal yang paling penting. Namun Riyadh bersikeras bahwa negara Palestina harus didirikan sebelum langkah bersejarah tersebut dapat disepakati.
Pengumuman gencatan senjata di Gaza antara Israel dan Hamas, yang akan dimulai sehari sebelum Trump dilantik pada hari Senin, hanya meningkatkan tekanan pada Riyadh untuk mencapai kesepakatan.
Arab Saudi memuji gencatan senjata di Gaza, namun bersikeras untuk melakukan “penarikan penuh pasukan pendudukan Israel” dari wilayah Palestina yang hancur.
Riyadh menghentikan pembicaraan tentatif mengenai normalisasi hubungan dengan Israel pada awal konflik Gaza dan memperkuat retorikanya ketika perang berlanjut.
Bagi Saudi, “jalur yang kredibel, terikat waktu, dan tidak dapat diubah menuju pembentukan negara Palestina masih merupakan prasyarat minimal untuk normalisasi dengan Israel,” kata Firas Maksad dari Middle East Institute yang berbasis di Washington.