“Musuh terus mengambil tindakan untuk mengubah komposisi demografi penduduk di wilayah yang diduduki sementara. Rusia mendorong para pekerja migran dari Asia Tengah ke Federasi Rusia untuk pindah ke BOT, menjanjikan pencabutan tekanan migrasi dan izin tinggal,” demikian isi pesan tersebut.
Center of National Resistance mencatat bahwa sebagai akibat dari tindakan Rusia di wilayah Donetsk, khususnya di Mariupol, “jumlah migran yang menggantikan warga Ukraina yang meninggalkan kota karena pendudukan meningkat pesat.”
“Musuh ingin menghapus warisan budaya di wilayah tersebut dan menghancurkan fakta apa pun yang mengingatkan kita bahwa Rusia hanyalah penjajah sementara di wilayah ini. Rusia berencana untuk mengasimilasi penduduk yang tetap tinggal di kota tersebut. Pusat Perlawanan Nasional menekankan bahwa tujuan Rusia dalam perang ini justru menghancurkan Ukraina sebagai sebuah negara dan Ukraina sebagai sebuah bangsa. Namun, perlawanan warga Ukraina menjadi hambatan bagi rencana Kremlin,” demikian isi materi tersebut.
Konteks
Pada musim semi tahun 2023, Presiden tidak sah Federasi Rusia Vladimir Putin menandatangani sebuah dekrit mengizinkan deportasi warga negara Ukraina dari wilayah Ukraina yang diduduki sementara jika mereka menolak paspor Rusia.
Pada awal Januari 2025, Pusat Perlawanan Nasional melaporkan bahwa penjajah Rusia membawa anak-anak sekolah dari Mariupol ke kota-kota Rusia “untuk pendidikan ulang.”
Sebagian wilayah Kherson, Zaporozhye, Kharkov, serta wilayah Donetsk, Lugansk, dan Krimea (sejak 2014) masih berada di bawah pendudukan Rusia.