Sebuah pesawat penumpang terbakar pada hari Minggu setelah tergelincir dari landasan pacu di bandara Korea Selatan dan menabrak pagar beton ketika roda pendaratan depannya tampaknya gagal berfungsi, menewaskan sedikitnya 62 orang, kata para pejabat, dalam salah satu penerbangan terburuk di negara itu. bencana.

Badan Pemadam Kebakaran Nasional mengatakan api hampir padam tetapi para pejabat masih berusaha mengeluarkan orang-orang dari pesawat penumpang Jeju Air yang membawa 181 orang di bandara di kota Muan, sekitar 180 mil selatan Seoul.

Setidaknya 62 orang – 37 perempuan dan 25 laki-laki – tewas dalam kebakaran tersebut, kata badan tersebut. Pekerja darurat mengeluarkan dua orang – satu penumpang dan satu anggota awak. Dikatakan pihaknya mengerahkan 32 truk pemadam kebakaran dan beberapa helikopter untuk memadamkan api.

Petugas pemadam kebakaran melakukan operasi pemadaman pada pesawat yang berbelok di Bandara Internasional Muan di Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024.

Yonhap melalui REUTERS


Kantor berita Korea Selatan Yonhap melaporkan bahwa diyakini ada 173 penumpang Korea Selatan di dalam pesawat tersebut dan dua warga negara Thailand. Ada juga enam awak di dalam pesawat tersebut, lapor Reuters.

Rekaman kecelakaan yang ditayangkan oleh televisi YTN menunjukkan pesawat Jeju Air tergelincir melintasi landasan udara, tampaknya dengan roda pendaratan masih tertutup, dan bertabrakan dengan dinding beton di pinggiran fasilitas tersebut. Kementerian Perhubungan mengatakan kejadian itu terjadi pada pukul 09.03 waktu setempat. Stasiun TV lokal menayangkan rekaman yang menunjukkan asap hitam tebal mengepul dari pesawat yang dilalap api.

Pejabat darurat di Muan mengatakan mereka sedang memeriksa penyebab kebakaran tersebut. Mereka mengatakan roda pendaratan pesawat tampaknya tidak berfungsi. Kementerian transportasi mengatakan pesawat itu kembali dari Bangkok.

Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban kecelakaan tersebut melalui postingan media sosial. Paetongtarn mengaku sudah memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk segera memberikan bantuan.

Menurut Reuters, penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok telah memerintahkan tindakan penyelamatan habis-habisan, kata kantornya. Choi baru menjadi penjabat presiden pada hari Jumatmenggantikan penjabat presiden sebelumnya, Han Duck-soo, setelah pemakzulan Han. Itu semua terjadi setelah krisis pemerintah yang disebabkan oleh Deklarasi darurat militer pada 3 Desember dari mantan Presiden Yoon Suk Yeol, yang kemudian dimakzulkan juga.

Ini adalah salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah penerbangan Korea Selatan. Terakhir kali Korea Selatan mengalami bencana udara berskala besar adalah pada tahun 1997, ketika sebuah pesawat Korean Airline jatuh di Guam, menewaskan 228 orang di dalamnya.

Hal ini terjadi setelah 38 orang tewas dan 29 lainnya luka-luka saat terjadi ledakan Pesawat Azerbaijan Airlines berangkat dari ibu kota Azerbaijan, Baku ke kota Grozny di Rusia, jatuh di Aktau, Kazakhstan pada Hari Natal. Pada hari Sabtu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengeluarkan permintaan maaf atas kecelakaan itu, dan Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sistem pertahanan udara ditembakkan di dekat bandara Grozny ketika pesawat tersebut “berulang kali” berusaha mendarat di sana. Namun, mereka tidak secara eksplisit mengatakan salah satu dari pesawat tersebut menabrak pesawat.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada CBS News ada indikasi awal sistem anti-pesawat Rusia mungkin telah menghantam pesawat tersebut di wilayah di mana pasukan Ukraina dan Rusia saling baku tembak dengan drone dan roket selama berbulan-bulan.

Sumber

Alexander Rossi
Alexander Rossi is the Creator and Editor for Gadget & Teknologi with a degree in Information Technology from the University of California, Berkeley. With over 11 years of experience in technology journalism, Alexander has covered cutting-edge innovations, product reviews, and digital trends globally. He has contributed to top tech outlets, providing expert analysis on gadgets and tech developments. Currently at Agen BRILink dan BRI, Alexander leads content creation and editorial strategy, delivering comprehensive and engaging technology insights.