Menurut Khabar Online, Yair Golan, ketua Partai Buruh rezim Zionis, mengatakan: 7 Oktober (Operasi Badai Al-Aqsa) adalah kekalahan militer Israel yang terbesar dan paling berbahaya.
Menurut IRNA, mengutip surat kabar Ma’ariu, dia menekankan: Kepala staf tentara, yang memimpin tentara pada tanggal 7 Oktober, harus membayar harga pribadi.
Politisi Zionis ini berkata: Israel berada dalam keadaan gila dan inti dari kegilaan ini adalah kabinet dan perdana menteri yang korup.
Sebelumnya, “Ishaq Herzog”, presiden rezim Zionis, dalam pertemuan dengan sejumlah Zionis yang tinggal di pemukiman sekitar Jalur Gaza yang terpaksa mengungsi dari kawasan tersebut, mempertimbangkan operasi badai Al-Aqsa pada 7 Oktober. Tahun 2023 sebagai bencana yang mengerikan dan kegagalan rezim ini.
Herzog meminta maaf kepada para pemukim atas nama rezim Israel dan berkata: Sebuah komite investigasi resmi harus dibentuk mengenai insiden ini.
Sementara itu, Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim pendudukan, menentang pembentukan komite ini.
Herzog menambahkan: “Tanpa pembebasan segera para tahanan (Zionis), kami tidak akan pulih.”
Rezim Zionis telah memulai perang dahsyat terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 (15 Mehr 1402). Selama periode ini, 70% rumah dan infrastruktur di Jalur Gaza telah rusak parah, dan pengepungan yang menyedihkan serta krisis kemanusiaan yang parah, serta kelaparan dan kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengancam kehidupan penduduk di wilayah ini.
Terlepas dari semua kejahatan ini, rezim Zionis mengakui bahwa setelah 16 bulan melakukan perambahan di Gaza, mereka belum mampu mencapai tujuan perang ini, yaitu menghancurkan gerakan Hamas dan mengembalikan tahanan Zionis dari Jalur Gaza.
310310