REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus memperkuat sinergi untuk memberdayakan perempuan dan melindungi anak di seluruh Indonesia. Kolaborasi ini mencakup berbagai program yang dirancang untuk menciptakan dampak positif dan berkelanjutan, khususnya bagi perempuan di pedesaan dan daerah tertinggal.
Direktur utama PNM Arief Mulyadi mengungkapkan kerja sama dengan Kementerian PPA telah berlangsung selama lima tahun terakhir. Fokus utama kerja sama ini adalah pengembangan konten-konten yang mendukung pemberdayaan perempuan, seperti pola asuh, tumbuh kembang anak, peningkatan rasa percaya diri perempuan, dan kesadaran akan perannya sebagai istri.
“Banyak sekali konten yang kami terima dari Kementerian PPPA yang nantinya akan kami tindak lanjuti dalam bentuk kegiatan nyata di lapangan. Selain itu, kami berencana mengintegrasikan program ini dengan Rumah Bersama Indonesia (RBI) yang dikelola oleh Kementerian PPA, dan memperluas manfaatnya melalui 22 desa sipil milik PNM,” kata Arief usai menerima kunjungan Kementerian PPA di kantor PNM, Jumat (10/1/2025) sore.
Saat ini, lanjut Arief, PNM juga memiliki 132 rumah pintar yang dijadikan tempat belajar anak-anak. Melalui kerjasama ini, para ibu yang juga nasabah PNM dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk meningkatkan keterampilannya.
“Ini adalah bagian dari semangat kolaboratif pemerintah ini. “Kami ingin meningkatkan kepercayaan pelanggan, meningkatkan keterampilan mereka, dan pada akhirnya mendukung keberlanjutan bisnis mereka,” tambahnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, saat ini PNM memiliki 15,8 juta nasabah. Namun, fokus ke depan adalah peningkatan kelas pelanggan. “Kami akan memprioritaskan program peningkatan kelas. “Pelanggan yang diupgrade nantinya akan digantikan oleh pelanggan baru,” jelas Arief.
Soal alokasi anggaran, Arief menegaskan kerja sama ini tidak membutuhkan anggaran baru. Misalnya, tahun lalu PNM mengalokasikan Rp70 triliun untuk program pemberdayaan. Anggaran yang sama akan digunakan untuk mendukung sinergi dengan Kementerian PPA.
“Kami fokus di 6.165 kecamatan yang menjadi wilayah operasional kami, yang pastinya bersinggungan dengan sekitar 3.000 desa ramah perempuan dan anak yang direncanakan Kementerian PPA. Kami akan memberikan tambahan konten di desa-desa tersebut,” imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Choiri Fauzi menegaskan Kementerian PPA akan memperluas cakupan program kerja sama dengan PNM. “Kami telah menetapkan tiga program prioritas, salah satunya adalah Warung Bersama Indonesia yang bertujuan untuk menghasilkan data perempuan, laki-laki, dan anak berbasis desa,” jelasnya.
Menurut Arifah, penguatan perempuan di bidang ekonomi menjadi fokus utama dalam sinergi ini. Pemetaan potensi desa akan menjadi langkah awal untuk menentukan bentuk dukungan yang diberikan.
“Misalnya ada perempuan yang tertarik di bidang kecantikan, bisa dilatih untuk membuka salon. Begitu pula dengan usaha menjahit, kerajinan tangan, atau perdagangan kecil-kecilan. “Kami akan memetakan kebutuhan dan potensi desa, kemudian melibatkan PNM untuk mendukung pengembangan sektor ini,” jelas Arifah.
Kolaborasi Kementerian PPA dan PNM ini merupakan wujud nyata semangat kolaborasi untuk menciptakan dampak berkelanjutan bagi perempuan dan anak di Indonesia. Melalui berbagai program pemberdayaan dan perlindungan, kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan masyarakat yang lebih mandiri, inklusif, dan sejahtera.