Menurut mantan kanselir Jerman tersebut, Trump adalah “presiden khusus” yang melindungi “kepentingan sah” Amerika Serikat.
Tanpa dukungan Amerika Serikat dan NATO, Ukraina tidak akan bisa tetap menjadi negara merdeka pasca serangan Rusia. Hal ini diungkapkan mantan Kanselir Jerman Angela Merkel, lapor Frankfurter Allgemeine Zeitung.
Menurutnya, kemitraan transatlantik saat ini lebih diperlukan dibandingkan sebelumnya.
Publikasi tersebut menekankan bahwa pernyataan Merkel disampaikan menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump.
Mantan kanselir tersebut mencatat bahwa dengan serangan Putin terhadap Ukraina, prinsip utama tatanan Eropa pascaperang – integritas teritorial – ditangguhkan, dan hanya dengan dukungan Amerika Serikat dan NATO hal ini dapat dicapai “sehingga Putin tidak melakukannya memenangkan perang dan Ukraina tetap menjadi negara merdeka.”
Merkel juga menyebut Trump sebagai “presiden khusus” yang membela “kepentingan sah” Amerika Serikat, namun dalam kerja sama multilateral ia tidak percaya pada “situasi kalah-kalah”, namun pada kenyataan bahwa selalu ada pemenang dan pecundang:
“Kami tidak akan mengubah Donald Trump, tapi kami bisa mempengaruhinya. Kami juga merupakan faktor yang kuat. Eropa adalah jaminan kami.”
Hubungan Jerman-AS
Seperti diberitakan UNIAN, calon utama Kanselir Jerman, Friedrich Merz, memberikan gambaran tentang Trump. Menurutnya, presiden terpilih AS adalah “pemimpin yang sangat mudah ditebak” dengan agenda jelas yang akan memaksa Eropa untuk segera melaksanakan reformasi yang diperlukan.
Kami menulis sebelumnya bahwa Jerman bersikeras pada perjanjian perdagangan bebas antara UE dan AS. Berlin mengkhawatirkan potensi dampak negatif dari kebijakan Trump.
Menurut pemimpin konservatif Jerman, Friedrich Merz, yang mencalonkan diri sebagai kanselir, langkah ini akan melindungi perekonomian dari dampak buruk bea masuk.
Anda mungkin juga tertarik dengan berita: