REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Standardisasi perkembangan Dapat dikatakan bahwa Indonesia masih memerlukan pembenahan yang lebih mendalam sebagai bentuk tanggung jawab yang lebih dari sekedar “Berkembang”. Kesadaran akan peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan tonggak utama pembangunan, namun idealnya seperti apa?
Jawaban atas pertanyaan tersebut muncul dalam diskusi yang diadakan oleh IREI atau Indonesia Real Estat Institute dengan tema “Navigating the Future Landscape of Indonesia’s Real Estate” di Jakarta, Jumat (10/1/2025) lalu.
Diskusi diadakan oleh IREI, sebuah lembaga pendidikan real estate yang diprakarsai oleh beberapa akademisi & tokoh real estate seperti Ruslan Prijadi (Profesor Universitas Indonesia), Johannes Widodo (Profesor dari National University of Singapore), Bayu Utomo (Strategic Real Estate Advisor), Andra Matin (arsitek dan pendiri Andramatin) dan Linda T Wijaya sebagai Estate Entrepreneur & Practitioner.
Strategic Real Estate Advisor, Bayu Utomo menyampaikan tentang integritas berkelanjutan dalam pembangunan real estat Baik moral maupun strategi bisnis yang cerdas harus menjadi pilar utama harmonisasi antara manusia dan alam.
Hal ini juga diperkuat dengan materi dari Guru Besar Universitas Indonesia Ruslan Prijadi mengenai fokus pembangunan Pembiayaan Hijau yang ideal untuk diterapkan pada investasi proyek ramah lingkungan secara berkelanjutan dengan menggunakan energi terbarukan, efisiensi sumber daya alam, bangunan hijau, transportasi rendah emisi hingga pengelolaan limbah sebagai persyaratan ideal real estat.
Tak hanya itu, arsitek sekaligus pendiri Andramatin, Andra Matin, mengatakan yang utama kita adalah etika dalam pembangunan. Penting sekali bagi kita dalam membangun sebuah hunian untuk menerapkan nilai-nilai dimana kita dalam masyarakat, alam dan lingkungan harus harmonis.
Permasalahan yang paling banyak ditemukan adalah perumahan yang tertutup sehingga menimbulkan kesulitan dalam mengakses kebutuhan sehari-hari. “Saya kira ini bisa menjadi materi khusus mengenai pemahaman perencanaan pemerintahan yang efektif,” ujarnya dalam keterangannya, Senin (13/1/2025).
Dalam studi kasus lainnya pada talkshow yang lalu, Profesor Johannes Widodo juga mengatakan, Indonesia sebenarnya mampu dan mampu menerapkan Energi Positif dengan pola pembangunan tanpa merusak alam sekitar. Kesadaran ini memang menjadi tantangan besar bagi pembangunan Indonesia, namun optimisme tetap harus ditanamkan.
IREI akan menjadi wadah tidak hanya pendidikan teori, namun juga praktik lapangan langsung dan diskusi kritis sebagai langkah implementasi perubahan.
“Berpikir kritisg adalah langkah menuju perubahan, karena tanpanya berpikir kritis Lalu tidak ada yang namanya perubahan, nanti peserta IREI akan mempraktikan materi mulai dari mempelajari lokasi kawasan, mempelajari tata kelolanya, hingga kegagalan bekal yang ada dan pola pikir baru, kata Johannes Widodo.
Hal ini sejalan dengan visi dan misi IREI dalam menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dalam dunia real estate. Linda T. Wijaya selaku Pendiri IREI mengatakan, IREI diharapkan mampu melahirkan sosok-sosok hebat di tahun ini pengembangan real estat yang menganut integritas pengembangan bisnis moral.
Dimana tanggung jawab kami tidak hanya sekedar memberikan kenyamanan namun selalu mengangkat “Nilai” yang seimbang bagi Manusia, Alam & Masyarakat sebagai syarat ideal bagi real estate yang berkelanjutan.
“Saya bersama para praktisi profesional penggagas IREI akan memberikan perubahan bagi kemajuan real estate Indonesia ke depan dengan membangun yang baru, bukan berarti melupakan yang lama,” kata pengusaha dan praktisi Linda.
IREI sebagai institusi akademik real estate akan memberikan pelatihan khusus seperti perencanaan & pengembangan, Pemasaran & manajemen, Keuangan & Investasi, Energi & Keberlanjutan dan Teknologi.