Menurut para pengunjuk rasa, naiknya kekuasaan Donald Trump akan membahayakan hak konstitusional berbagai kelompok minoritas dan rentan.
Ribuan orang berkumpul di Washington, DC pada Sabtu, 18 Januari, untuk memprotes pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada Senin, 20 Januari.
Tentang ini menulis Reuters.
Pada hari Sabtu, pengunjuk rasa “Pawai Rakyat” melewati pusat kota Washington, melewati Gedung Putih dan Lincoln Memorial. Aktivis yang mengadvokasi hak-hak perempuan, keadilan rasial, dan gerakan sipil lainnya telah menentang kebijakan baru Trump, yang menurut mereka mengancam hak konstitusional berbagai kelompok minoritas dan kelompok rentan.
Publikasi tersebut mencatat bahwa lawan-lawan Trump berkumpul untuk melakukan protes sebelum pelantikan pertamanya pada tahun 2017. Namun, delapan tahun lalu jumlah mereka “jauh lebih besar”.
“Protes terhadap pelantikan Trump kali ini lebih kecil, sebagian karena gerakan hak-hak perempuan di AS tampaknya lebih terfragmentasi setelah kemenangan Trump. Penyelenggara memperkirakan 50.000 orang akan hadir, sementara polisi setempat memperkirakan sekitar 25.000 orang. 300 pawai lagi direncanakan,” tulis penulis artikel tersebut.
Kelompok hak-hak reproduksi, aktivis lingkungan dan pembela hak-hak sipil mengambil bagian dalam demonstrasi tersebut.
“Banyak orang yang kecewa. Banyak orang merasa kita sudah berjuang begitu lama, tapi tidak ada yang berubah,” kata Olivia Hoffman, 26, seorang pegawai di sebuah pusat bantuan di California yang mendukung perempuan kurang mampu dan remaja transgender, kepada wartawan. .
Pengunjuk rasa lainnya datang ke pawai protes untuk berbicara menentang tekanan Trump terhadap Kanada. Plakat yang dibawanya bertuliskan, “Kami bukan negara bagian Anda yang ke-51.” Poster lainnya bertuliskan “Feminis Melawan Fasis” dan “Orang di Atas Politik”.
“Saya senang beberapa orang di sini menaruh harapan. Tapi itu bukan saya. Saya pikir kita sudah hancur,” kata Nancy Robinson, seorang pensiunan berusia 65 tahun dari Maryland yang juga ikut serta dalam demonstrasi tersebut.
Para pemimpin hak-hak sipil mengatakan mereka akan melakukan unjuk rasa sepanjang akhir pekan.
“Kita harus menunjukkan bahwa kita masih lebih banyak lagi, dan kita tidak akan mundur,” kata para peserta.
Kita ingatkan, Elon Musk sudah disebut sebagai “presiden bayangan Amerika Serikat”. Sebuah kantor di dekat Trump sudah disiapkan untuknya di Gedung Putih.
Baca juga: