Korea Utara mampu mengirimkan lebih banyak tentara ke Rusia
Ketika hubungan antara Korea Utara dan Rusia terus menguat, kita bisa memperkirakan akan lebih banyak warga Korea Utara yang muncul di garis depan perang Rusia-Ukraina. Apalagi beberapa pejabat mengatakan jumlahnya bisa mencapai seratus ribu.
Beberapa negara yang tergabung dalam Kelompok Dua Puluh (G20) mengungkapkan ketakutan serupa, lapornya Bloomberg mengutip sumber yang mengetahui analisis tersebut. Para pejabat menekankan bahwa meskipun demikian, hal ini tidak akan terjadi dalam satu kelompok saja, namun bergilir dalam kelompok-kelompok kecil selama periode waktu tertentu.
Tercatat, penilaian serupa juga sebelumnya diberikan oleh Duta Besar Ukraina untuk Korea Selatan Dmitry Ponomarenko. Ia mengatakan sekitar 15 ribu tentara DPRK akan dikerahkan di wilayah Kursk, yang akan dirotasi setiap beberapa bulan.
Isu pengiriman pasukan Pyongyang diyakini akan diangkat pada KTT G20 yang digelar pekan ini di Brasil. Pertemuan antara Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping dan Kanselir Jerman Olaf Scholz diperkirakan akan diadakan di sana. Scholz diyakini berniat mendesak Beijing agar menggunakan pengaruhnya terhadap Kim Jong Un untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.
Penulis materi mencatat bahwa Xi Jinping tetap bungkam mengenai intervensi Korea Utara dalam perang Rusia melawan Ukraina, yang mungkin merupakan bukti bahwa pemimpin Tiongkok tidak puas dengan fakta ini. Keputusan Kim Jong Un berisiko meningkatkan tekanan terhadap Tiongkok dan juga melemahkan argumen Beijing bahwa Washington tidak boleh membentuk aliansi militer di kawasan Indo-Pasifik.
Seperti diberitakan sebelumnya, Korea Utara telah mengirimkan rudal balistik ke Rusia, namun baru-baru ini transfer artileri berat dan MLRS juga terlihat. Total kita berbicara tentang setidaknya 70 unit peralatan.