Para ilmuwan dari NIST menemukan bahwa sebelum penyalaan, baterai mengeluarkan suara khas yang terkait dengan rusaknya katup pengaman (Foto: pixabay)
Ini teknologi didasarkan pada penggunaan kecerdasan buatan untuk menganalisis suara yang dihasilkan baterai sebelum terbakar.
Baterai lithium-ion telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita, memberi daya pada segala hal mulai dari ponsel pintar hingga kendaraan listrik. Namun, mereka juga menimbulkan bahaya serius karena risiko kebakaran. Sistem alarm kebakaran berbasis deteksi asap tradisional mungkin tidak cukup efektif untuk jenis kebakaran ini, karena baterai litium-ion sering kali cepat terbakar dan mengeluarkan sedikit asap.
Para ilmuwan di NIST menemukan bahwa sebelum baterai menyala, mereka mengeluarkan suara khas yang terkait dengan rusaknya katup pengaman. Suara ini menyerupai suara mendesis atau klik. Dengan menggunakan pembelajaran mesin, para peneliti melatih suatu algoritma untuk mengenali suara ini di antara suara-suara lainnya.
Metode baru ini menunjukkan akurasi yang tinggi dalam mendeteksi timbulnya api, sehingga memungkinkan adanya peringatan dini akan adanya bahaya. Hal ini memberi masyarakat lebih banyak waktu untuk mengungsi dan mencegah penyebaran api.
Perkembangan teknologi ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan keselamatan di rumah, kantor, gudang dan tempat lain dimana baterai lithium-ion banyak digunakan. Di masa depan, sistem deteksi dini kebakaran seperti itu dapat menjadi perlengkapan standar untuk kendaraan listrik dan perangkat lain yang ditenagai oleh baterai lithium-ion.
Para peneliti terus menyempurnakan teknologi mereka, dengan rencana untuk memperluasnya ke jenis baterai lain dan meningkatkan akurasi deteksi. Penemuan ini merupakan langkah penting untuk menciptakan dunia yang lebih aman di mana kita dapat memanfaatkan manfaat baterai litium-ion sekaligus meminimalkan risiko yang terkait dengannya.