“Sekarang aku telah menjadi maut, penghancur dunia.” Kalimat penuh makna dari J. Robert Oppenheimer, bapak bom atom, disebutkan.

Penemuan ini mengubah umat manusia selamanya dan mengantarkan pada zaman ketakutan.

Inilah kisah “penjahat” terbesar di dunia:

Pada tahun 1938, ilmuwan Jerman Otto Hahn dan Fritz Strassmann menemukan proses fusi nuklir: fisi inti atom melepaskan energi yang sangat besar.

Penemuan ini membuat khawatir para fisikawan di seluruh dunia.

Jika Nazi Jerman menggunakan penemuan ini untuk membuat senjata, hal ini dapat menyebabkan kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Fisikawan seperti Einstein dan Leo Szilard mendorong pemerintah AS untuk mengambil tindakan.

Surat mereka yang terkenal pada tahun 1939 memperingatkan Roosevelt tentang upaya Nazi untuk membuat bom.

Surat ini mempercepat pembuatan Proyek Manhattan pada tahun 1942; Misi rahasia untuk membuat bom atom.

J. Robert Oppenheimer, yang saat itu merupakan salah satu pelopor fisika teoretis, dipilih untuk memimpin upaya ilmiah.

kenapa dia

Kemampuannya menyatukan beragam pemikiran ilmiah dan memecahkan masalah kompleks menjadikannya pemimpin ideal di Laboratorium Los Alamos di New Mexico.

Tantangan pertama: memahami fisi nuklir.

Uranium-235 dan plutonium-239 diidentifikasi sebagai isotop ideal untuk sebuah bom.

Namun memisahkan bahan-bahan ini dalam jumlah yang cukup memerlukan pencapaian ilmu pengetahuan dan teknik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dua metode dikembangkan:

1. Pengayaan uranium: Para ilmuwan di Oak Ridge, Tennessee, mengembangkan metode difusi gas dan pemisahan elektromagnetik untuk mengkonsentrasikan uranium-235.

2. Produksi plutonium: Di Hanford, Washington, reaktor nuklir mengubah uranium-238 menjadi plutonium-239.

Setelah bahan tersedia, Oppenheimer dan timnya di Los Alamos fokus merancang bom tersebut.

Dua desain dibuat:

“Little Boy”: Desain yang lebih sederhana dengan rakitan bergaya senjata yang menggunakan U-235.

“Fat Man”: Desain peledakan internal yang lebih canggih yang menggunakan plutonium-239.

Metode ledakan internal sangat menantang bagi Fat Man.

Metode ini memerlukan bahan peledak yang diledakkan secara simetris sempurna di sekitar inti plutonium untuk mengompresinya secara superkritis.

Fisika komputasi dan diagnostik berkecepatan tinggi telah mencapai puncaknya.

Pada pertengahan tahun 1945, semuanya sudah siap untuk diuji.

Pada tanggal 16 Juli 1945, percobaan Trini dilakukan di gurun New Mexico.

Bom tersebut menghasilkan bola api selebar 8.000 kaki, gelombang kejut yang terasa bermil-mil jauhnya, dan awan jamur setinggi 40.000 kaki.

Kekuatan atom tidak dapat disangkal.

Oppenheimer kemudian menggambarkan pengalaman ini dengan kutipan dari Bhagavad Gita:

“Sekarang akulah kematian,” katanya, “penghancur dunia.”

Keberhasilan Trini memastikan penggunaan bom tersebut dalam perang, dan kurang dari sebulan kemudian, Hiroshima dan Nagasaki dihancurkan.

Kejeniusan Oppenheimer tidak hanya terletak pada kontribusinya sendiri, namun juga pada kemampuannya mengoordinasikan ratusan ilmuwan, dari ahli kimia hingga insinyur, untuk memecahkan salah satu masalah paling rumit dalam sejarah.

Bom atom adalah kemenangan ilmu pengetahuan—namun membawa beban moral yang tidak dapat ditoleransi.

Oppenheimer kemudian menjadi pengkritik keras bom atom.

Sumber

Alexander Rossi
Alexander Rossi is the Creator and Editor for Gadget & Teknologi with a degree in Information Technology from the University of California, Berkeley. With over 11 years of experience in technology journalism, Alexander has covered cutting-edge innovations, product reviews, and digital trends globally. He has contributed to top tech outlets, providing expert analysis on gadgets and tech developments. Currently at Agen BRILink dan BRI, Alexander leads content creation and editorial strategy, delivering comprehensive and engaging technology insights.