Mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad telah menyatakan kekesalannya atas papan nama berbahasa Mandarin dan pengabaian bahasa Melayu di pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur, dengan mengatakan “tiba-tiba saya merasa berada di Tiongkok” selama kunjungan akhir pekan baru-baru ini ke sebuah alun-alun.
Mahathir mengatakan kompleks perbelanjaan di ibu kota itu “hebat” dan yang baru “fantastis” dibandingkan dengan menara komersial di London atau Tokyo.
Namun ia menyayangkan tidak adanya bahasa nasional di papan pajangan.
“Semua papan namanya berbahasa Mandarin dengan terjemahan bahasa Inggris. Tidak ada apa pun dalam bahasa Melayu. Tidak sama sekali,” kata politisi berusia 99 tahun itu dalam postingan media sosialnya, Senin.
“Begitu juga dengan Malaysia ini. Atau apakah kita sudah menjadi bagian dari Tiongkok?”
Mahathir mengatakan penggunaan bahasa Inggris dapat dimengerti dan papan nama di Jepang juga memiliki fitur serupa tetapi menyuarakan ketidaksenangan terhadap karakter China “besar” yang terpampang di etalase toko.
Dia mengklaim beberapa media Tiongkok menyebut Malaysia sebagai “Tiongkok Kecil” karena praktik toko yang secara mencolok menonjolkan karakter Tiongkok.