Menganalisis teks-teks kuno dan data astronomi, para ilmuwan menyimpulkan bahwa Yesus kemungkinan besar lahir pada musim semi beberapa tahun sebelum zaman kita (Foto: Bartolomé Esteban Murillo)
Namun, penelitian ilmiah terkini mempertanyakan tradisi ini. Ternyata tanggal pasti lahir pendiri agama Kristen masih menjadi misteri, dan tanggal populer tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh kesalahan sejarah.
Dengan menganalisis teks-teks kuno dan data astronomi, para ilmuwan sampai pada kesimpulan bahwa Yesus kemungkinan besar lahir pada musim semi beberapa tahun sebelum zaman kita. Kesimpulan ini didasarkan pada perbandingan peristiwa kehidupan Yesus dengan fakta sejarah, khususnya pada masa pemerintahan Raja Herodes Agung.
Menurut teks Alkitab, Herodes memerintahkan pembunuhan semua bayi laki-laki di Betlehem untuk menghilangkan calon saingannya. Peneliti menyatakan bahwa peristiwa ini terjadi beberapa tahun sebelum masehi. Perhitungan astronomi berdasarkan referensi gerhana bulan di sumber-sumber kuno membenarkan hipotesis ini.
Lalu mengapa kita terbiasa merayakan Natal pada tanggal 25 Desember? Jawabannya terletak pada sejarah gereja Kristen. Pada abad ke-5, biksu Dionysius Kecil, ketika mencoba membuat kalender baru, melakukan kesalahan perhitungan yang menyebabkan pergeseran tanggal lahir Yesus. Selain itu, ada teori bahwa tanggal 25 Desember dipilih bertepatan dengan hari raya titik balik matahari musim dingin kafir, yang akan membantu mengubah orang kafir menjadi Kristen.
Meskipun tanggal pasti kelahiran Yesus masih belum diketahui, penelitian-penelitian ini tidak mengurangi pentingnya Natal bagi jutaan orang percaya di seluruh dunia. Lagi pula, inti dari hari raya ini bukanlah tanggal tertentu, melainkan perayaan kelahiran dan kehidupan Yesus Kristus.