Menurut kantor berita Mehr yang dikutip kantor berita Reuters, setelah dimulainya perang di Ukraina pada 24 Februari 2022, negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat memberlakukan berbagai sanksi terhadap Rusia. Jerman, yang telah menjadi mitra dagang terbesar Rusia di Eropa sejak Kanselir Angela Merkel, adalah pihak yang paling dirugikan dalam sanksi tersebut, yang dapat menyebabkan revisi kebijakan luar negeri Berlin. =
Demikian, Olaf Kanselir Jerman Schultz mengumumkan: Spekulasi media tentang perjalanan ke Moskow dan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak benar.
Kata-kata ini muncul setelahnya Rodrish lagiSeorang anggota parlemen Jerman mengklaim bahwa Schultz berencana mengunjungi Rusia pada 23 Februari tahun ini untuk bertemu dan berbicara dengan Putin.
Jerman merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Uni Eropa, namun pada masa kepemimpinan Merkel, industri Jerman menjadi sangat bergantung pada energi murah Rusia. Kini, dengan sanksi yang luas terhadap Rusia, termasuk sanksi energi, Jerman sedang berjuang mengatasi banyak masalah ekonomi.
Berlanjutnya perang di Ukraina menjadi salah satu kendala terbesar yang menghalangi negara-negara Eropa untuk memperluas hubungan dengan Rusia, apalagi kini dengan masuknya Donald Trump ke Gedung Putih pada 20 Januari, kemungkinan terjadinya konfrontasi ekonomi antara Amerika Serikat dan Eropa Persatuan tinggi. Trump di putaran pertama setir mobil Di Gedung Putih, ia mencoba menerapkan tarif bea cukai terhadap barang-barang Eropa, yang bisa saja terjadi lagi.