“Tidak ada gunanya memiliki perdana menteri Jepang yang mau bersujud kepada presiden,” kata Ado Machida, yang terlibat dalam transisi presiden Trump yang pertama dan sekarang berbasis di Tokyo, dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Ia menyarankan pemerintah Jepang untuk tidak terburu-buru mengatur pertemuan puncak dengan Trump.
“Anda menginginkan seseorang yang akan menjadi kuat dan yang akan mengatakan kebenaran kepadanya dan yang akan memberikan kepadanya kebenaran obyektif,” katanya.
Orang Jepang-Amerika ini menjabat sebagai direktur implementasi kebijakan di tim transisi Trump yang pertama selama sekitar delapan bulan hingga Februari 2017.
Machida memandang Ishiba berada dalam situasi yang sangat berbeda dibandingkan dengan tahun 2016 ketika Trump, yang saat itu adalah seorang maestro real estat yang tidak memiliki pengalaman dalam jabatan publik, secara tak terduga terpilih sebagai presiden AS.