۱۰:۱۹ – 22 tahun 1403
Kementerian Luar Negeri Inggris mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menjatuhkan sanksi terhadap 15 pejabat senior Venezuela, termasuk ketua Mahkamah Agung negara itu, yang mengakui kemenangan Maduro dalam pemilihan presiden Agustus 2024.
Sanksi baru Kementerian Luar Negeri Inggris terhadap para pejabat Venezuela ini terjadi saat Nicolás Maduro dilantik sebagai presiden Venezuela untuk ketiga kalinya dalam periode 2025 hingga 2031.
Menurut kantor berita Novosti, kementerian tersebut mengatakan dalam pernyataannya: “Inggris telah memberikan sanksi kepada 15 orang baru yang terkait dengan pemerintah Caracas dan Maduro.”
Pejabat Venezuela yang terkena sanksi termasuk Cariselia Beatrice Rodríguez, ketua Pengadilan, dan Asdrubal José Brito Hernández, sekretaris jenderal kontra intelijen militer Venezuela.
Pemilihan presiden Venezuela dilaksanakan pada 28 Juli 2024. Keesokan harinya, Dewan Pemilihan Nasional mengumumkan Nicolas Maduro sebagai presiden terpilih periode 2031-2025.
Pada tanggal 29 Juli, protes pecah di Venezuela dan pengunjuk rasa bentrok dengan polisi. Lebih dari 2.000 orang ditangkap. Kerusuhan dengan kekerasan terus berlanjut di Venezuela sehari setelah pemilu, setelah itu pemerintah kembali menguasai jalanan.
Legislator Amerika dan Eropa mengeluarkan pernyataan bersama yang mengklaim bahwa Edmundo Gonzalez, pemimpin oposisi, memenangkan pemilihan presiden di Venezuela dan berjanji akan mengambil tindakan yang tepat jika Maduro menolak menyerahkan kekuasaan.
Namun Moskow mengumumkan bahwa oposisi Venezuela harus menerima kekalahannya dalam pemilu. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan negara-negara ketiga agar tidak mendukung upaya yang mengacaukan situasi di Venezuela.
Sumber: ISNA