Bentrokan antara Hamas dan Israel akan mulai berlaku dalam waktu kurang dari 24 jam, kata Kementerian Luar Negeri Qatar.
Dalam sebuah postingan di X, Menteri Luar Negeri Qatar Majid al-Ansari mengatakan gencatan senjata akan mulai berlaku pada pukul 8.30 pagi (06.30 GMT) pada hari Minggu.
Dia menyarankan masyarakat untuk berhati-hati saat perjanjian mulai berlaku dan menunggu arahan dari pejabat.
Pada Sabtu pagi, Kabinet Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang akan membebaskan puluhan sandera dan menghentikan perang 15 bulan dengan Hamas, sehingga membawa kedua belah pihak selangkah lebih dekat untuk mengakhiri pertempuran paling mematikan dan paling merusak yang pernah terjadi.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, 33 sandera akan dibebaskan dalam enam minggu ke depan, dengan imbalan ratusan warga Palestina yang dipenjarakan oleh Israel.
Sisanya, termasuk tentara laki-laki, akan dibebaskan pada tahap kedua dan akan dinegosiasikan pada tahap pertama. Hamas mengatakan pihaknya tidak akan melepaskan sisa tawanan tanpa gencatan senjata abadi dan penarikan penuh Israel.
Namun, masih ada pertanyaan-pertanyaan kunci mengenai gencatan senjata, gencatan senjata kedua yang dicapai selama perang, termasuk nama 33 sandera yang akan dibebaskan pada tahap pertama, enam minggu, dan siapa di antara mereka yang masih hidup.
Hamas telah setuju untuk membebaskan tiga sandera perempuan pada hari pertama perjanjian, empat pada hari ketujuh dan 26 sisanya pada lima minggu berikutnya.
Tahanan Palestina juga akan dibebaskan.
Kementerian Kehakiman Israel menerbitkan daftar lebih dari 700 orang yang akan dibebaskan pada tahap pertama perjanjian tersebut dan mengatakan pembebasan tersebut tidak akan dimulai sebelum pukul 16.00 waktu setempat pada hari Minggu.
Semua orang dalam daftar adalah yang lebih muda atau perempuan.
Gaza yang sebagian besar hancur harus melihat peningkatan bantuan kemanusiaan. Truk-truk yang membawa bantuan berbaris pada hari Jumat di sisi Mesir dari perbatasan Rafah yang menyeberang ke Gaza.
Hamas memicu perang dengan serangan lintas batas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 lainnya ditawan.
Hampir 100 sandera masih berada di Gaza.
Israel merespons dengan serangan dahsyat yang telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan setempat, yang tidak membedakan antara warga sipil dan militan namun mengatakan lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.