21 November 08:43

Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel (Foto: REUTERS/Annegret Hilse)

Dia menceritakan hal ini dalam bukunya Freedom. Memoirs 1954−2021, kutipannya diterbitkan oleh publikasi Waktu.

“Saya memahami keinginan negara-negara Eropa Tengah dan Timur untuk menjadi anggota NATO sesegera mungkin,” tulisnya tentang KTT NATO yang menentukan di Bukares pada tahun 2008, yang membahas rencana untuk memperoleh status kandidat untuk Ukraina dan Georgia.

Mantan kanselir tersebut menambahkan bahwa “penerimaan anggota baru akan memberikan keamanan yang lebih besar tidak hanya bagi dirinya, namun juga bagi NATO.”

Merkel menulis bahwa dia melihat risiko yang terkait dengan kehadiran Armada Laut Hitam Rusia di semenanjung Krimea, Ukraina. Menurutnya, tidak ada kombinasi struktur militer Rusia dengan salah satu calon anggota NATO. Ia juga mengklaim bahwa pada saat itu hanya sebagian kecil penduduk Ukraina yang mendukung keanggotaan negaranya dalam Aliansi.

“Saya menganggap asumsi bahwa status kandidat aksesi akan melindungi Ukraina dan Georgia dari agresi Putin adalah sebuah ilusi, bahwa status ini akan memiliki efek jera sehingga Putin akan secara pasif menerima perkembangan keadaan. Apakah mungkin untuk membayangkannya? bahwa, dalam situasi darurat, negara-negara anggota NATO akan merespons dengan kekuatan militer—materi dan pasukan—dan melakukan intervensi? Apakah mungkin untuk membayangkan bahwa sebagai kanselir saya akan meminta mandat seperti itu kepada Bundeswehr Jerman dan menerima dukungan dari Bundeswehr? mayoritas?” – kata buku mantan rektor.

Menurutnya, pada akhirnya, kompromi tercapai: “Fakta bahwa Georgia dan Ukraina tidak menerima komitmen mengenai status kandidat adalah penolakan terhadap harapan mereka. Fakta bahwa NATO juga menawarkan janji umum keanggotaan kepada mereka adalah sebuah penolakan.” bagi Putin jawaban ya terhadap keanggotaan NATO bagi kedua negara dan deklarasi perang.”

Angela Merkel pertama kali terpilih menjadi anggota Bundestag pada tahun 1990, dan dari tahun 2000 hingga 2018 ia memimpin partai Persatuan Demokratik Kristen. Dia menjabat sebagai Kanselir Jerman selama 16 tahun, hingga pemilu 2021, ketika dia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi.

Selama masa jabatannya, Merkel dianggap sebagai salah satu tokoh politik paling berpengaruh di Eropa dan dunia.

Namun, setelah dimulainya perang skala penuh di Ukraina, kebijakannya untuk menenangkan Rusia, ketergantungan pada gas Rusia, dan keengganan untuk mengakui kesalahannya sendiri mulai dikritik tajam.

Sumber

Alexander Rossi
Alexander Rossi is the Creator and Editor for Gadget & Teknologi with a degree in Information Technology from the University of California, Berkeley. With over 11 years of experience in technology journalism, Alexander has covered cutting-edge innovations, product reviews, and digital trends globally. He has contributed to top tech outlets, providing expert analysis on gadgets and tech developments. Currently at Agen BRILink dan BRI, Alexander leads content creation and editorial strategy, delivering comprehensive and engaging technology insights.