Penyanyi Tasya Kamila. Tasya berbagi cara mendidik anak mencintai matematika.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Siapa yang tak kenal Tasya Kamila? Penyanyi cilik yang kini menjadi seorang ibu ini ternyata punya tips mengajar yang ampuh matematika pada anak-anak sejak usia dini.
Tasya berbagi pengalamannya mendidik anak-anaknya agar mencintai matematika. Mantan penyanyi cilik yang menyanyikan lagu “Liburan Telah Tiba” ini menyesuaikan pembelajaran dengan tahapan tumbuh kembang anak dan memberikan stimulasi yang tepat pada anak.
“Saat mengajar matematika, saya memulai dengan konsep dasar seperti membedakan mana yang lebih, lebih kecil, lebih besar atau lebih kecil,” kata Tasya seperti dikutip dalam siaran pers Putera Sampoerna Foundation di Jakarta, Rabu (25/12/2024).
Dikatakannya, ketika sudah mulai bisa berbicara, anak bisa mulai diajari berhitung dari 1 hingga 20 kemudian ditingkatkan secara bertahap hingga 100. Menurut Tasya, pengenalan simbol angka satu hingga 10 dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari juga bisa dilakukan sejak dini.
Tasya mulai melatih motorik halus anaknya pada usia 3,5 tahun, termasuk dengan mengajari sang anak menulis. Artis yang terkenal dengan lagu “Aku Anak Gembala” ini mengatakan, pelatihan seperti ini bisa membantu ketika anak mulai belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Tasya berusaha menyesuaikan pembelajaran dengan kesukaan anak agar kegiatan belajar menyenangkan. Karena putranya menyukai kipas angin, ia menggunakan kipas angin sebagai alat pendukung untuk mengajarkan konsep matematika sederhana kepada anaknya. “Bila jumlahnya lebih dari 20 dan tidak bisa dihitung dengan jari, saya mengajarkan konsep mencatat dengan membuat daftar. Ini juga melatih keterampilan pemecahan masalah“Misalnya kipas angin tidak menyala atau berputar lambat, dia belajar mencari tahu penyebabnya,” jelasnya.
Ia mengatakan anak bisa belajar dari hal yang disukainya dan orang tua bisa memberikan stimulasi agar anak bisa belajar dengan gembira. Menurutnya, peran orang tua dalam memberikan stimulasi yang tepat sangat penting dalam upaya mempersiapkan anak sebelum mengikuti pendidikan formal di sekolah.
“Aktivitas sehari-hari dapat menjadi momen pembelajaran yang bermakna, apalagi jika didukung dengan kehadiran dan perhatian kita sebagai orang tua. Ini menjadi landasan penting sebelum anak memasuki pendidikan formal di sekolah, dimana mereka akan mulai bersaing di dunia akademik,” ujarnya.