Konten artikel

(Bloomberg) — Pimpinan BHP Group Australia mengatakan negaranya tidak dapat mengandalkan pasar ekspor pertambangan tradisional dan tidak siap menghadapi era baru pesaing berbiaya rendah.

Lonjakan permintaan akibat industrialisasi Tiongkok kini “melewati periode pertumbuhan agresif,” kata Presiden BHP Australia Geraldine Slattery pada hari Senin dalam pidatonya di Brisbane.

BHP, penambang terbesar di dunia, dan saingannya Rio Tinto Group baru-baru ini mengakui bahwa permintaan baja Tiongkok tidak stabil. Komoditas lain, seperti nikel – yang merupakan kunci transisi energi karena penggunaannya dalam kendaraan listrik – sedang dikejar oleh negara-negara yang “sering kali memiliki posisi lebih baik daripada Australia,” kata Slattery, mengacu pada rezim biaya dan royalti.

Konten artikel

Harga nikel berada pada setengah harga pada akhir tahun 2022, hal ini disebabkan oleh membanjirnya pasokan dari Indonesia, dimana perusahaan-perusahaan Tiongkok telah banyak berinvestasi pada fasilitas pengolahannya.

“Di dunia yang terus berubah ini, terdapat banyak pesaing yang agresif dalam mengejar pangsa pasar dan teknologi yang menghasilkan biaya pasokan yang lebih rendah,” tambah Slattery.

“Pergeseran pasar nikel menunjukkan hal ini dengan sangat baik pada masa lalu,” katanya. “Bagi BHP, hal ini mengakibatkan keputusan yang sulit namun perlu untuk menghentikan sementara operasi Nikel Australia Barat kami.”

Para pembuat kebijakan di Australia perlu memastikan daya saing jangka panjang atau berisiko kalah dari negara-negara dengan rezim royalti yang lebih rendah dan biaya penambangan yang lebih rendah, kata Slattery. Komentarnya muncul ketika para penambang menghadapi tekanan dari serikat pekerja yang meminta kenaikan gaji bagi pekerja Australia dan perubahan royalti batu bara di negara bagian Queensland yang berdampak buruk terhadap pendapatan.

“Penurunan pendapatan tidak akan membuat negara menjadi lebih baik dalam jangka panjang jika investasi didorong ke tempat lain,” katanya.

Bagikan artikel ini di jejaring sosial Anda

Sumber

Alexander Rossi
Alexander Rossi is the Creator and Editor for Gadget & Teknologi with a degree in Information Technology from the University of California, Berkeley. With over 11 years of experience in technology journalism, Alexander has covered cutting-edge innovations, product reviews, and digital trends globally. He has contributed to top tech outlets, providing expert analysis on gadgets and tech developments. Currently at Agen BRILink dan BRI, Alexander leads content creation and editorial strategy, delivering comprehensive and engaging technology insights.