Menurut laporan “Tabnak”, dikutip dari Fars: Pertemuan pertama Dewan Perburuhan Tertinggi dijadwalkan akan diadakan besok dengan kehadiran Ahmed Midari, Wakil Menteri Kerja Sama, Perburuhan dan Kesejahteraan Sosial. Menekankan pentingnya keputusan dewan dalam kondisi perekonomian Iran saat ini, Midari mengatakan: Apa yang kami upayakan dalam pertemuan ini adalah untuk menjaga daya beli pekerja dalam kondisi inflasi dan mencegah peningkatan lapangan kerja informal atau penurunan lapangan kerja formal.Ia menambahkan, mekanisme dewan sebelumnya biasanya didasarkan pada kesepakatan tingkat kenaikan gaji. Proses ini, meskipun terlihat sederhana, namun selalu membawa tantangan seperti meningkatnya angka pengangguran ketika angkanya tinggi dan menurunnya daya beli pekerja ketika angkanya rendah.

Sistem penentuan hak pekerja di Amerika dan China

Jika dibandingkan secara internasional, dua negara, Amerika dan Tiongkok, mempunyai dua pendekatan yang berbeda dalam sistem penentuan hak-hak pekerja. Di Amerika Serikat, upah minimum ditentukan oleh undang-undang federal dan negara bagian, dan tarifnya berbeda-beda di setiap wilayah. Misalnya, upah minimum di beberapa negara bagian, seperti California, lebih tinggi dari rata-rata federal. Selain itu, kebijakan seperti upah lembur dan bonus musiman membantu mengurangi kesenjangan gaji.

Di Amerika Serikat, sistem kompensasi dirancang berdasarkan upah minimum federal. Upah minimum ini direvisi secara berkala berdasarkan inflasi dan perubahan ekonomi, dan negara bagian dapat menetapkan upah minimum lebih tinggi dari jumlah federal. Salah satu ciri yang menonjol dari sistem ini adalah fokus pada daya saing angkatan kerja dan jaminan penghidupan minimum. Selain itu, undang-undang perlindungan di bidang asuransi sosial dan kesehatan juga berperan penting dalam menjaga kesejahteraan pekerja. Kebijakan-kebijakan ini dirancang sedemikian rupa sehingga, sambil menjaga kekuatan ekonomi pemberi kerja, namun juga mencegah kerusakan sosial yang disebabkan oleh ketimpangan pendapatan.

Sebaliknya, Tiongkok mengambil pendekatan yang lebih terpusat, menetapkan upah minimum berdasarkan tingkat pembangunan dan biaya hidup di setiap provinsi. Negara ini juga berupaya mencegah penurunan jaminan kerja melalui kontrol ketat terhadap lapangan kerja informal dan pemantauan kinerja perusahaan.

Di Tiongkok, model penentuan gaji pekerja didasarkan pada upah minimum regional. Upah minimum ini ditentukan oleh pemerintah daerah dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat perkembangan ekonomi, biaya hidup dan kondisi pasar tenaga kerja. Tiongkok juga menerapkan program pemantauan komprehensif untuk menegakkan undang-undang ini guna memastikan bahwa pemberi kerja tidak melanggar kerangka kerja ini. Selain itu, investasi pemerintah Tiongkok yang besar dalam pelatihan keterampilan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas telah memainkan peran penting dalam mempertahankan daya saing ekonomi dan meningkatkan standar hidup pekerja.

Kedua negara ini menunjukkan bahwa sistem hukum yang sukses berfokus pada keseimbangan antara melindungi pekerja dan memastikan keberlanjutan ekonomi industri. Terinspirasi oleh model-model ini, Iran juga dapat menciptakan kerangka kerja berorientasi pembangunan yang mengatur hak-hak pekerja secara berkelanjutan dan efektif sesuai dengan kondisi inflasi dan kapasitas ekonomi negara tersebut.

Proposal berorientasi pembangunan untuk Iran

Iran dapat mengembangkan kebijakan untuk memperbaiki sistem penentuan gaji dan mendukung pekerja dengan memanfaatkan pengalaman internasional. Pertama, reformasi mekanisme penentuan upah dengan mempertimbangkan tingkat inflasi dan perbedaan antar wilayah dapat mendorong peningkatan keadilan pembayaran. Selain itu, menerapkan kebijakan yang mendukung seperti memberikan insentif pajak kepada pemberi kerja yang menaikkan gaji pekerja dapat membantu mempertahankan pekerjaan formal.Selain itu, pengembangan asuransi perlindungan dan penguatan dana pensiun dapat meningkatkan keamanan kerja dan kesejahteraan pekerja dalam jangka panjang. Yang terakhir, perencanaan untuk mengatur pasar tenaga kerja dengan tujuan mengurangi lapangan kerja informal dan menarik tenaga kerja ke industri manufaktur dan jasa harus menjadi salah satu prioritas utama.

Keputusan Dewan Perburuhan Tertinggi di masa depan, serta penentuan tingkat kenaikan gaji yang tepat, dapat menjadi solusi terhadap banyak tantangan sistem ketenagakerjaan dan dukungan bagi pekerja di negara ini.

Sumber

Alexander Rossi
Alexander Rossi is the Creator and Editor for Gadget & Teknologi with a degree in Information Technology from the University of California, Berkeley. With over 11 years of experience in technology journalism, Alexander has covered cutting-edge innovations, product reviews, and digital trends globally. He has contributed to top tech outlets, providing expert analysis on gadgets and tech developments. Currently at Agen BRILink dan BRI, Alexander leads content creation and editorial strategy, delivering comprehensive and engaging technology insights.