Menurut laporan “Tabnak”, dikutip dari kewarganegaraan online; Menurut Dr. Mohammad Ismail Akbari, kepala Pusat Penelitian Kanker Universitas Ilmu Kedokteran Shahid Beheshti, di Iran, 21,4% pasien kanker payudara berusia di bawah 40 tahun, sedangkan di dunia jumlahnya sekitar 4%, jadi isu ini membutuhkan perhatian. Penyakit ini menyumbang 26% dari kanker yang diderita perempuan di Iran.

Menurut statistik yang tersedia mengenai kejadian kanker payudara pada wanita Iran, hasil penelitian terbaru dan informasi baru di bidang penyakit ini dapat bermanfaat. Namun bagaimana mungkin seseorang bisa terkena kanker payudara? Hormon seperti estrogen, progesteron bahkan testosteron berperan penting dalam mengontrol jaringan payudara. Namun, jika hormon tersebut menyimpang dari ritme normalnya, hal tersebut bisa menjadi tanda timbulnya kanker payudara. Pada artikel kali ini kami menyebutkan 5 hal yang bisa menjadi tanda peringatan kanker payudara.

Fluktuasi hormonal selama periode menstruasi

Siklus menstruasi secara alami membawa perubahan hormonal, namun fluktuasi yang terus-menerus atau ekstrem dapat menjadi tanda bahaya. Jika Anda merasakan nyeri payudara yang parah, bengkak, atau benjolan yang tidak kunjung hilang setelah menstruasi, mungkin ada baiknya Anda menemui dokter. Peningkatan kadar estrogen dalam jangka waktu lama dapat merangsang pertumbuhan sel abnormal pada jaringan payudara dan meningkatkan risiko kanker.

Menstruasi dini atau menopause terlambat

Wanita yang mulai menstruasi sebelum usia 12 tahun atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun terpapar estrogen dalam waktu yang lama. Aktivitas hormonal yang berkepanjangan ini dapat meningkatkan kemungkinan pertumbuhan sel-sel abnormal di payudara, yang berpotensi menyebabkan kanker. Melacak kondisi ini dan berkonsultasi dengan dokter Anda dapat membantu menilai risiko Anda terkena kanker payudara.

Kehamilan dan kelebihan hormon

Selama kehamilan, tubuh secara alami memproduksi estrogen dan progesteron dalam jumlah tinggi untuk mendukung pertumbuhan bayi. Paparan jangka panjang terhadap kadar hormon yang tinggi ini dapat menyebabkan pertumbuhan sel payudara yang cepat, beberapa di antaranya dapat menjadi ganas. Jika Anda melihat adanya benjolan atau perubahan terus-menerus pada jaringan payudara selama atau setelah kehamilan, jangan abaikan.

terapi penggantian hormon (HRT)

Wanita yang menjalani terapi penggantian hormon (HRT) untuk gejala menopause sering kali menerima estrogen dan progesteron sintetis. Meskipun metode pengobatan ini membantu meringankan ketidaknyamanan menopause, metode ini juga dapat mengganggu keseimbangan hormonal alami. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan HRT dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Penting untuk mendiskusikan pro dan kontra HRT dengan dokter Anda. Terapi penggantian hormon (HRT) digunakan untuk mengobati gejala menopause seperti hot flashes, keringat malam, dan kekeringan pada vagina.

Ketidakseimbangan hormonal melebihi normal

Ketidakseimbangan hormon yang disebabkan oleh kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau disfungsi tiroid juga dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Peningkatan kadar estrogen atau testosteron melebihi batas normal dapat menyebabkan pertumbuhan sel payudara tidak normal. Pemeriksaan kadar hormon secara teratur dan nasihat medis dapat membantu mengelola risiko ini.

Sumber

Alexander Rossi
Alexander Rossi is the Creator and Editor for Gadget & Teknologi with a degree in Information Technology from the University of California, Berkeley. With over 11 years of experience in technology journalism, Alexander has covered cutting-edge innovations, product reviews, and digital trends globally. He has contributed to top tech outlets, providing expert analysis on gadgets and tech developments. Currently at Agen BRILink dan BRI, Alexander leads content creation and editorial strategy, delivering comprehensive and engaging technology insights.