Sejak tahun 2018, Natal—atau lebih tepatnya, XXXmas—telah menjadi pernyataan provokatif sepanjang tahun di bundaran Oslo. Di tengahnya berdiri sosok setinggi 20 kaki (6 meter), disebut saja Sinterklas—sebuah ciptaan yang telah menjadi keingintahuan sekaligus kontroversi.

Patung perunggu merah mencolok, yang dibuat oleh seniman Los Angeles Paul McCarthy, mendapat julukan seperti “Dildo Gnome” dan “Santa dengan Butt Plug” karena benda yang dipegang Santa—pohon Natal—memiliki kemiripan dengan mainan seks. Dengan fitur-fitur yang berlebihan dan humor yang provokatif, mustahil untuk dilewatkan.

McCarthy membingkai karyanya sebagai kritik terhadap konsumerisme Barat dan ekses musim liburan, memadukan budaya tinggi dan rendah dengan sikap tidak sopan yang lucu. Dia mencatat bahwa ikon Natal yang polos dapat membawa nuansa dewasa yang jelas: meskipun hanya berupa pohon Natal, ikon tersebut juga dapat menyerupai sumbat pantat—mendefinisikannya ulang sebagai seni abstrak.

Opini publik di Oslo terbagi: beberapa orang melihat patung itu sebagai gangguan yang norak, sementara yang lain menganggap absurditasnya sebagai tambahan unik pada pemandangan kota. Bahkan organisasi sayap kanan telah menyuarakan ketidaksetujuan mereka, dengan alasan bahwa hal tersebut meremehkan nilai-nilai tradisional, sehingga memicu perdebatan tentang ekspresi seni dan identitas budaya.

Christian Ringnes, pewaris pembuat bir dan dermawan, yang yayasannya mendanai proyek tersebut, menyebut patung itu sebagai pusat perhatian di area tersebut—sebuah sentuhan yang lucu dan hidup untuk tempat yang biasa-biasa saja. Ringnes mengakui awalnya dia melihatnya sebagai Sinterklas yang periang, namun kemudian menyadari interpretasinya yang lebih provokatif.

Versi Oslo, dicat merah cerah dan dibuat dari irisan kasar dan horizontal, berbeda dengan versi asli yang halus, gelap, dan tidak dicat di Rotterdam, Belanda. Direncanakan untuk dipasang pada tahun 2001, patung Belanda ini mengalami penundaan dan akhirnya dipindahkan beberapa kali setelah mendapat reaksi keras terhadap desainnya.

Sumber

Farhan Ramadhan
Farhan Ramadhan is the Founder of Agen BRILink dan BRI. Born and raised in Jakarta, He has always had a passion for journalism and the local community. He studied at the Jagiellonian University, after which he began her career in the media, working for several well-known European magazines. She combined his passion and experience to create Agen BRILink dan BRI – a portal dedicated exclusively to his beloved city. His goal is to provide the most important information, events and announcements to the residents of Jakarta so that they are always up to date.