Penduduk setempat melaporkan di media sosial bahwa mereka merasakan guncangan hebat selama sekitar 30 detik.
Dan McGarry, seorang jurnalis yang tinggal di Vanuatu, mengatakan kepada AAP bahwa dia khawatir akan ada korban jiwa akibat gempa tersebut.
“Ada bangunan di bawah ini, jadi saya perkirakan jumlah korban akan meningkat,” katanya.
“Saya mengetahui satu korban jiwa menurut polisi yang ditempatkan di Rumah Sakit Pusat Port Vila, dan saya melihat dengan mata kepala sendiri tiga orang lainnya di brankar, beberapa lainnya berjalan berkeliling, berjalan dalam keadaan terluka.
“Saya pikir mungkin jumlahnya mencapai lusinan, semuanya tewas dan terluka.”
Bendahara Jim Chalmers mengatakan para pejabat Australia masih mengumpulkan informasi mengenai situasi di lapangan.
“Itu adalah negara yang indah dan saat ini berada dalam ancaman. Kami memikirkan orang-orang hebat di Vanuatu yang kini khawatir dan berusaha sekuat tenaga untuk mengatasi masalah ini,” katanya
Sistem Peringatan Tsunami AS membatalkan peringatan awal tsunami untuk Vanuatu, sekelompok 80 pulau yang berpenduduk sekitar 330.000 orang. Beberapa pulau di negara atol dataran rendah ini hanya berada 1 m di atas permukaan laut.
Biro Meteorologi Australia menyatakan tidak ada ancaman tsunami di Australia.
Kementerian Luar Negeri Selandia Baru menyebutkan 37 warga Selandia Baru terdaftar berada di Vanuatu. Kementerian tidak memberikan rincian tentang status warga negara mereka.
Negara kepulauan ini terletak di “Cincin Api”, sebuah busur aktif seismik sepanjang 40.000 km di sekitar tepi lempeng tektonik Pasifik.
“Vanuatu, seperti Selandia Baru, terletak di atas zona subduksi,” kata profesor fisika Universitas Auckland, Kasper van Wijk.
“Gempa ini terjadi dangkal dan dekat dengan Port Vila, jadi saya perkirakan akan terjadi kerusakan besar akibat gempa tersebut.”