Di sepanjang jalan berkelok-kelok di tengah kota di puncak bukit, terletak di antara jalanan berbatu dan pertokoan desa kuno, sebuah patung aneh dengan tangan terentang menyambut pengunjung yang menemukan alun-alun Kota Tua.

Inilah patung William Price (1800-1893), ikon Welsh dengan cerita menarik. Secara luas dianggap eksentrik pada masanya, Price lahir dari keluarga kelas pekerja di Caerphilly, dan kemudian belajar di London untuk menjadi seorang ahli bedah yang sangat dihormati. Di antara banyak penghargaan dan prestasinya, ia menjadi terkenal karena aktivisme politiknya, yang sangat percaya pada kemerdekaan Welsh dan hak-hak demokratis semua orang.

Price menjadi berpengaruh dalam gerakan Chartist, tetapi setelah pemberontakan yang gagal pada tahun 1839, dia melarikan diri ke Prancis, di mana dia percaya pada ramalan bahwa dia sendiri yang akan memimpin Wales menuju kedaulatan. Sekembalinya ke tanah airnya, ia mendeklarasikan dirinya sebagai Arch-Druid of Wales. Mengenakan jubah hijau zamrud, mengenakan topi kulit rubah—lengkap dengan kepala, kaki, dan ekor—dan membawa tongkat yang dihiasi simbol-simbol misterius, ia akan menyampaikan pidato dan ajaran spiritual, yang membuatnya mendapatkan banyak pengikut.

Pada usia 81 tahun, Price menikah dengan Gwenllian Llewellyn, berharap untuk memenuhi ramalannya dan menjadi ayah dari seorang putra yang dia yakini adalah dewa. Anak itu lahir pada tahun 1883 dan diberi nama Iesu Grist, terjemahan Yesus Kristus dalam bahasa Welsh. Sayangnya, di usia lima bulan, bayi tersebut meninggal. Sejalan dengan keyakinan Druidiknya, Price bertekad untuk mengkremasi jenazah bayi tersebut, hal yang tidak lazim di Inggris pada saat itu. Pemakaman dilakukan di puncak Bukit Caerlan, dan Price, yang mengenakan jubah putih, menggendong anak laki-laki tersebut sambil melakukan ritual druidik. Saat kerumunan orang berkumpul untuk menyaksikan kejadian tersebut, polisi setempat turun tangan dan mengeluarkan jenazah anak tersebut dari tumpukan kayu, yang belum terbakar seluruhnya, sehingga membuat ngeri para penonton.

Price ditangkap dan diadili di pengadilan di Cardiff. Ia berargumen bahwa meskipun tidak ada undang-undang yang menyatakan bahwa kremasi adalah sah, namun tidak ada undang-undang yang menyatakan bahwa kremasi adalah ilegal. Hakim setuju dan Price dibebaskan. Ia kembali ke Llantrisant untuk disambut oleh massa pendukungnya. Keputusan ini menjadi tolok ukur dan berkontribusi pada pembentukan Undang-Undang Kremasi tahun 1902. Price kemudian memiliki dua anak lagi, dan setelah kematiannya pada tahun 1893, dirinya dikremasi di puncak bukit sementara sekitar 20.000 orang berkumpul di tempat yang kemudian menjadi a suasana karnaval.

Patung itu menghadap Bukit Caerleon, selamanya mengawasi tempat kremasi berlangsung.



Sumber

Farhan Ramadhan
Farhan Ramadhan is the Founder of Agen BRILink dan BRI. Born and raised in Jakarta, He has always had a passion for journalism and the local community. He studied at the Jagiellonian University, after which he began her career in the media, working for several well-known European magazines. She combined his passion and experience to create Agen BRILink dan BRI – a portal dedicated exclusively to his beloved city. His goal is to provide the most important information, events and announcements to the residents of Jakarta so that they are always up to date.