Dalam wawancara baru-baru ini dengan SABC George menekankan bahwa industri tulang singa adalah praktik yang berdampak negatif terhadap reputasi Afrika Selatan di dunia internasional.

“Ini adalah praktik yang tidak bisa diterima dan membuat Afrika Selatan mendapat sorotan buruk dan ini bukan sesuatu yang ingin kami lakukan terhadap singa Afrika kami yang agung. (Ini) benar-benar tidak dapat diterima dan harus diakhiri,” katanya.

George menolak klaim bahwa singa yang ditangkap berkontribusi pada upaya konservasi.

“Ada cukup banyak singa di alam liar. Misalnya, jika Anda melihat Taman Nasional Kruger, kita tidak kekurangan singa. Tidak benar bahwa singa yang dipelihara di penangkaran justru menyelamatkan spesies tersebut,” katanya.

Dia juga mengakui bahwa mengakhiri industri penangkaran singa dan perdagangan tulang terkait akan menjadi sebuah tantangan.

Afrika Selatan sering mengalami kesulitan dalam penerapannya. Kami memiliki Bagus rencana, tapi menghentikan perdagangan itu sulit. Anda harus menghentikan sindikat kriminal tersebut melalui penegakan hukum, namun kemudian Anda harus kembali ke akarnya, dan di sini, misalnya, jika Anda melihat industri tulang singa, kita akan menelusuri akarnya. Akarnya adalah operator yang memiliki singa di penangkaran yang memperlakukan mereka dengan cara ini. Kita harus menghentikannya.”

Upaya untuk mengganggu industri telah direncanakan selama bertahun-tahun.

“Ini adalah puncak dari proses enam tahun untuk mencapai titik ini,” ujarnya. “Sudah banyak konsultasi yang dilakukan dan kami sekarang berada pada tahap di mana kami dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

“Saya sudah menegaskan dengan jelas ketika saya ditunjuk sebagai menteri pada bulan Juli bahwa saya mempunyai niat untuk melanjutkan proses ini guna menghentikan industri penangkaran singa dan perdagangan tulang.”

George mengatakan pemerintah memberikan waktu 120 hari bagi peternak untuk secara sukarela mendaftar dan berpartisipasi dalam program ini. Setelah itu, pemerintah akan memulai proses pengadaan dan pemusnahan tulang singa sesuai aturan baru.

Waktu LANGSUNG



Sumber

Farhan Ramadhan
Farhan Ramadhan is the Founder of Agen BRILink dan BRI. Born and raised in Jakarta, He has always had a passion for journalism and the local community. He studied at the Jagiellonian University, after which he began her career in the media, working for several well-known European magazines. She combined his passion and experience to create Agen BRILink dan BRI – a portal dedicated exclusively to his beloved city. His goal is to provide the most important information, events and announcements to the residents of Jakarta so that they are always up to date.