Dua warga Israel yang terluka dalam serangan teror yang diilhami ISIS di New Orleans pada Hari Tahun Baru pekan lalu adalah tentara cadangan IDF yang baru saja kembali dari pertempuran melawan Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Jalur Gaza, menurut laporan tersebut. Pos New York pada hari Sabtu, mengutip konsul Israel untuk AS Barat Daya, Elad Shoshan.
“Mereka meninggalkan teror di satu negara dan tidak pernah menyangka akan menjadi korban teror di negara lain,” kata Shoshan.
Kedua sahabat berusia 20-an tersebut dilaporkan berada di AS untuk kunjungan enam minggu untuk “menjernihkan pikiran,” tegas konsul tersebut, sambil menambahkan, “Mereka datang ke sini untuk bersantai, untuk bepergian. Hal itu disela dengan cara yang paling mengerikan. ”
Salah satu pria tersebut mengalami luka parah dan masih harus menjalani operasi, sementara temannya dalam kondisi stabil.
Shoshan membahas situasi di AS, dengan menyatakan, “Kami mengatakan pada tanggal 8 Oktober, negara Barat adalah negara berikutnya,” dan lebih lanjut menyatakan, “Ini bukan pertama kalinya Amerika mengalami serangan teror.”
“Anda tidak bisa memadamkan 50 persen api. Anda harus memberantasnya sepenuhnya untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi,” tambahnya.
Serangan teror New Orleans
Sekitar 15 orang tewas, dan puluhan lainnya luka-luka ketika sebuah truk berbendera ISIS menabrak kerumunan di Bourbon Street di New Orleans pada Hari Tahun Baru.
Penyerang diduga adalah mantan veteran militer AS, Shamsud-Din Jabbar, 42 tahun, yang terinspirasi oleh kelompok teroris ISIS.
Danielle Greyman-Kennard, Corinne Baum, dan Reuters berkontribusi pada laporan ini.