Kremlin menganggap “secara apriori tidak dapat diterima” kemungkinan opsi untuk menghentikan perang Rusia-Ukraina, yang ingin diusulkan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
“Opsi pembekuan tertentu di sepanjang garis pertempuran, tentu saja, secara apriori tidak dapat diterima oleh pihak Rusia. Dalam hal ini, kondisi bulan Juni yang dirumuskan oleh Presiden Putin tetap relevan sepenuhnya. Inilah yang perlu dilakukan untuk menghentikan pertempuran,” kata Sekretaris Pers Kepresidenan Rusia Dmitry Peskov dalam sebuah pengarahan.
Dia menambahkan bahwa rencana Erdogan tidak dibahas antara para pemimpin Federasi Rusia dan Turki dan Kremlin hanya mengetahuinya dari publikasi media.
Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa Erdogan akan mengumumkan rencananya untuk membekukan perang Rusia-Ukraina dalam kondisi saat ini pada KTT G20 di Rio de Janeiro pada 18 November. Secara khusus, usulan Presiden Turki mengatur pembentukan zona demiliterisasi di timur Donbass dan penempatan pasukan internasional di sana. Adapun Ukraina, “sebagai konsesi kepada Putin” akan menunda diskusi mengenai aksesi negara tersebut ke NATO setidaknya selama 10 tahun, kata sumber yang mengetahui rencana Erdogan kepada badan tersebut.
Pada Juni 2024, Vladimir Putin, dalam pidatonya di Kementerian Luar Negeri Rusia, mengemukakan syaratnya sendiri untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina. Dia menuntut agar Kyiv menarik sepenuhnya pasukannya dari wilayah Donetsk, Lugansk, Kherson dan Zaporozhye dan mengakui wilayah-wilayah yang dianeksasi ini sebagai wilayah Rusia. Selain itu, atas permintaan Putin, Ukraina harus membatalkan rencana bergabung dengan NATO, dan sanksi Barat terhadap Rusia dicabut. Putin menyebut rencana tersebut sebagai “proposal perdamaian yang nyata,” bukan sebuah penghentian, namun sebuah “akhir akhir” dari perang.