Pihak berwenang Tiongkok di Tibet telah mendeteksi masalah, termasuk retakan, pada lima dari 14 bendungan pembangkit listrik tenaga air yang telah mereka periksa sejak gempa berkekuatan 6,8 skala richter mengguncang wilayah barat daya pekan lalu, kata seorang pejabat darurat pada Kamis.
Dari lima bendungan yang terkena dampak, tiga diantaranya telah dikosongkan, kata pejabat manajemen darurat Tibet pada konferensi pers.
Di wilayah Tingri, pusat gempa, dinding salah satu bendungan hidrodam telah miring, sehingga menyebabkan sekitar 1.500 orang dari enam desa di hilir sungai dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi, katanya.
Di bendungan hidro lainnya, perangkat pemantauan telah dipasang saat bendungan tersebut dikeringkan.
Gempa bumi tersebut, yang telah menewaskan sedikitnya 126 orang dan melukai ratusan lainnya, merupakan pengingat akan risiko pembangunan pembangkit listrik tenaga air yang dilakukan oleh Tiongkok dan India di salah satu wilayah paling terpencil dan rawan gempa di dunia.
Gempa bumi telah merusak bendungan di masa lalu, terutama karena memicu tanah longsor dan batu-batu runtuh. Gempa bumi besar di Nepal pada tahun 2015 menutup hampir seperlima pembangkit listrik tenaga air di Nepal selama lebih dari setahun.
Gempa bumi tanggal 7 Januari di Tibet, yang merupakan gempa paling mematikan kelima di Tiongkok sejak gempa Sichuan tahun 2008, menghancurkan lebih dari 3.600 rumah dan merusak bangunan keagamaan, dengan gempa susulan berkekuatan hingga 5,0 skala Richter masih mengguncang wilayah tersebut.
Bagian barat daya Tiongkok, Nepal, dan India bagian utara sering dilanda gempa bumi akibat tumbukan lempeng tektonik India dan Eurasia. Tingri, yang berada di atas zona tempat lempeng India menekan Tibet, sangat rentan.