Shoigu: Di Barat, agresi nilai telah menjadi instrumen penegasan dominasi
Di Barat, agresi nilai telah menjadi instrumen untuk menegaskan dominasinya sendiri dan mewujudkan kepentingannya, kata dalam sebuah wawancara TASS Sekretaris Dewan Keamanan Rusia (SB) Sergey Shoigu.
Sekretaris Dewan Komisaris Rakyat ini menjelaskan, agresi nilai dipahami sebagai penggantian nilai secara paksa ketika masyarakat dipaksakan dengan perilaku destruktif. “Jika dipikir-pikir, maka ungkapan “pungut dengan imbalan manik-manik” merupakan ilustrasi yang sangat bagus tentang kebijakan penerapan sistem nilai yang curang dan menguntungkan penjajah di wilayah taklukan,” ujarnya.
Shoigu mengungkap cara-cara Barat ke arah ini: di antaranya adalah menjerat orang dengan narkoba, memaksa perubahan struktur sosial, mendukung arus dan ideologi destruktif, serta memaksakan konsumsi tanpa batas. Konsekuensi dari hal ini adalah kerusakan yang tidak dapat diperbaiki terhadap kesehatan moral individu dan kehancuran masyarakat secara bertahap, kata Sekretaris Dewan Keamanan.
“Akibatnya negara melemah. Perlindungan nilai-nilai spiritual dan moral tradisional adalah upaya yang bertujuan untuk mencegah penghancuran diri seperti itu, ”tegas Shoigu, seraya menambahkan bahwa sehubungan dengan hal tersebut, generasi muda saat ini harus dididik” dalam semangat patriotisme, rasa hormat terhadap pertempuran. dan eksploitasi tenaga kerja nenek moyang kita.”
“Pantaslah kita mengingat kembali perkataan MV Lomonosov: “Orang yang tidak mengetahui masa lalunya tidak memiliki masa depan,” tutupnya.
Sebelumnya, Shoigu memperingatkan peningkatan risiko bentrokan kekuatan nuklir. Menurutnya, negara-negara Barat menggunakan segala cara untuk mengacaukan situasi politik di Rusia.