Sebuah serangan udara menghantam pinggiran selatan ibu kota Lebanon pada hari Jumat, menimbulkan kepulan asap abu-abu ke langit setelah militer Israel meminta warga untuk mengungsi, menurut gambar AFPTV.
Kantor Berita Nasional Lebanon mengatakan sebuah pesawat tak berawak Israel menembakkan dua rudal ke Ghobeiry, pinggiran kota Beirut, sebelum angkatan udara melancarkan serangan “sangat hebat” yang meratakan sebuah gedung di dekat kantor kota.
Perintah evakuasi yang dipasang di X oleh juru bicara militer Israel Avichay Adraee meminta warga untuk pergi, memperingatkan akan adanya serangan dalam waktu dekat.
“Semua penduduk di pinggiran selatan, khususnya…di kawasan Ghobeiry, Anda berlokasi dekat dengan fasilitas dan kepentingan yang berafiliasi dengan Hizbullah,” kata Adraee dalam postingannya.
“Demi keselamatan Anda dan anggota keluarga Anda, Anda harus segera mengevakuasi bangunan-bangunan ini dan bangunan-bangunan di sekitarnya.”
Postingannya mencakup peta yang mengidentifikasi bangunan di daerah dekat Sekolah Menengah Bustan.
Serangan udara Israel yang berulang kali terjadi di Beirut selatan telah menyebabkan eksodus massal warga sipil dari kubu Hizbullah, meskipun beberapa di antaranya kembali pada siang hari untuk memeriksa rumah dan bisnis mereka.
NNA juga melaporkan serangan menjelang fajar di kota Nabatieh di bagian selatan.
Militer Israel mengatakan pihaknya telah menyerang “pusat komando” Pasukan elit Radwan Hizbullah dan peluncur yang digunakan untuk menembakkan roket ke Israel pada hari Kamis.
Dikatakan bahwa selama beberapa hari terakhir, angkatan udara telah menyerang lebih dari 120 sasaran di Lebanon, termasuk fasilitas penyimpanan senjata, pusat komando dan sejumlah besar peluncur roket.
Sejak tanggal 23 September, Israel telah meningkatkan kampanye udaranya di Lebanon, kemudian mengirimkan pasukan darat setelah hampir satu tahun pertukaran terbatas lintas batas yang dimulai oleh Hizbullah terkait perang Gaza.
Hizbullah telah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Barat lainnya.
Pihak berwenang Lebanon mengatakan lebih dari 3.380 orang telah tewas sejak Oktober tahun lalu, ketika Hizbullah dan Israel mulai saling baku tembak.
Konflik tersebut telah menimbulkan kerugian ekonomi lebih dari $5 miliar bagi Lebanon, dan kerusakan struktural sebenarnya mencapai miliaran lebih, kata Bank Dunia pada hari Kamis.