Ribuan warga Kuba bergabung dalam protes hari Jumat di depan Kedutaan Besar AS di Havana yang dipimpin oleh Presiden Miguel Diaz-Canel dan mantan pemimpin Raul Castro menentang blokade perdagangan yang sudah lama dilakukan Washington.

“Kami sekarang bergerak untuk memberitahu pemerintah AS agar membiarkan rakyat Kuba hidup damai. Hentikan campur tangan!” Diaz-Canel mengatakan kepada orang banyak yang berkumpul sebulan sebelum Donald Trump dari Partai Republik kembali ke Gedung Putih.

Kuba yang komunis sedang mengalami krisis ekonomi yang memburuk dan pemerintah menyalahkan sanksi AS yang telah diberlakukan sejak tahun 1962 dan diperketat pada masa jabatan pertama Trump.

“Jika kami tidak melakukan blokade, kami tidak akan menghadapi kesulitan seperti ini,” kata Faustino Miranda, pensiunan berusia 85 tahun.

Negara Karibia ini menghadapi kekurangan makanan dan obat-obatan, seringnya pemadaman listrik, dan gelombang emigrasi.

Rogelio Savigne, 55, kepala transportasi di sebuah perusahaan milik negara, mengatakan kepada AFP: “Kami membutuhkan mereka untuk membuka pintu bagi kami untuk dapat berdagang dengan semua negara.”

Pihak berwenang mengatakan bahwa 700.000 orang melakukan unjuk rasa di ibu kota pada hari Jumat. AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah tersebut.

Mantan presiden Castro, 93 tahun, memimpin demonstrasi bersama Diaz-Canel, yang pada Jumat pagi menyalahkan embargo AS yang menjadikan tahun ini “salah satu tahun tersulit” bagi Kuba.

Pada hari Selasa, wakil menteri luar negeri negara tersebut menegaskan kembali kesediaannya untuk berdialog dengan Trump, yang akan mulai menjabat pada 20 Januari.

Selama masa jabatan pertamanya, Trump menghentikan pelonggaran hubungan antara Washington dan Havana yang dimulai pada tahun 2014.

Dia menerapkan 243 langkah yang memperkuat embargo, termasuk memasukkan kembali pulau tersebut ke dalam daftar hitam AS sebagai “negara yang mensponsori terorisme,” bersama Iran dan Korea Utara.

Presiden AS saat ini Joe Biden tetap memasukkan Kuba dalam daftar tersebut tetapi melanjutkan diskusi dengan Havana mengenai kontraterorisme dan memerangi migrasi ilegal.

Sumber

Valentina Acca
Valentina Acca is an Entertainment Reporter at Agen BRILink dan BRI, specializing in celebrity news, films and TV Shows. She earned her degree in Journalism and Media from the University of Milan, where she honed her writing and reporting skills. Valentina has covered major entertainment events and conducted interviews with industry professionals, becoming a trusted voice in International media. Her work focuses on the intersection of pop culture and entertainment trends.